Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Bakso Malang versus Bakso Wonogiri

Diperbarui: 24 April 2023   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayo tebak ini bakso mana? (Dokpri) 


Berkumpul bareng keluarga besar di Malang adalah waktu yang ditunggu-tunggu saat hari lebaran. Setelah siangnya bersantap rawon, daging bumbu bali, atau rujak petis, maka sorenya ada menu lainnya yang tak kalah istimewa. Menu tersebut adalah bakso gerobak keliling yang bernama Bakso Argon. 

Meski hanya 'kelas' bakso keliling, Bakso Argon ini sungguh sedap. Kuahnya menggunakan kaldu daging yang disaring kemudian dicampur aneka bumbu. Beberapa potongan lemak dan tulang dibiarkan di dalam kuah untuk menambah rasa gurih. 

Properti baksonya sebenarnya tak macam-macam, ada bakso polos dan bakso kasar. Kemudian ada siomay basah dan siomay goreng, tahu bakso, mie kuning, dan taburan bawang merah dan daun bawang. Semuanya dibuat sendiri oleh si penjualnya. Ia kemudian berinovasi dengan membuat bakso urat dan bakso isi telur puyuh. 

Sejak kecil hingga aku duduk di bangku SMA, Bakso Argon ini menjadi bakso favorit. Biasanya ia datang di gang rumah sekitar pukul 15.00-15.30. Kami jika berniat membelinya sudah siap sejak pukul 14.30 dengan mangkok dan wadah khusus sambal dan saus di teras. Jangan sampai kami ketinggalan. 

Bakso Argon menurutku yang terbaik hingga saat ini. Baksonya gurih dan sedap. Bahan-bahannya terasa segar. Bakso uratnya kenyalnya pas dengan gurat-gurat yang manis. Sungguh sedap. Kepada pelanggan, ia suka menambahkan potongan-potongan lemak sehingga lebih gurih dan sedap. 

Bakso dari pedagang keliling saja sudah enak di Malang (dokpri) 

Dibanding penjual bakso keliling lainnya, harga Bakso Argon memang agak di atas rata-rata. Alhasil ia kemudian memiliki pesaing. 

Pesaing tersebut aku lupa namanya. Jika Bakso Argon mengandalkan kualitas bahan-bahan, maka si pesaing mengandalkan kelengkapan teman si bakso berupa aneka jerohan. Selain bakso dan teman-temannya yang jamak dijumpai, ia tambahkan jerohan sapi seperti babat, kikil, dan paru. Babat, kikil, dan paru dipotong-potong lalu disantap dengan kuah bakso ternyata sungguh sedap. 

Persaingan ini sempat berlangsung agak lama, tapi kemudian dimenangkan Bakso Argon. Hanya ketika aku mulai kuliah, Bakso Argon ini kemudian menghilang. Pelanggannya mulai menyusut dengan semakin banyaknya waralaba bakso di kota Malang dengan harga yang lebih terjangkau. 

Jika dibilang bakso di kota Malang yang selalu kukenang, aku akan menyebut Bakso Argon. Namun selain bakso tersebut, masih ada bakso lainnya yang tak kalah nikmat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline