Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Ragam Platform untuk Menulis, Mana Favoritmu?

Diperbarui: 21 Januari 2023   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalian paling suka menulis di platform mana? (Sumber gambar: Pexels.com/Sam Lion) 

Rasanya kurang obyektif jika aku menyebut platform A terbaik untuk menulis bila aku belum menjelajah platform menulis lainnya. Saat ini ada begitu banyak platform menulis baik yang jenisnya blog pribadi maupun blog keroyokan. 

Ada juga jenis platform untuk menulis yang karyanya bisa dijual. Bentuknya bisa tulisan fiksi atau komik. 

Juga masih ada beragam platform media sosial di mana kita juga bisa menulis dalam bentuk microblogging. Menulis microblogging ini makin disukai karena menerima dengan tangan terbuka jenis tulisan yang pendek-pendek. Lantas mana yang terbaik? 

Tiap platform punya plus minusnya masing-masing. Kita mulai dari platform jenis blog dulu. Meski usia blog sudah lebih dari 20 tahun, platform ini masih disukai. Ada faktor personal yang membuat tulisan blog itu lebih cair dan hangat. Biasanya si penulis memasukkan pengalaman yang dialaminya. Ada kalanya ia memasukkan opini pribadi dan perasaan yang dialaminya. 

Saat ini masih banyak yang bertahan untuk menulis di blog. Ada dua jenis blog, blog pribadi dan blog keroyokan. Blog pribadi berisi semua tulisan seseorang. Bentuk dan gaya tulisannya bebas, terserah mau menulis panjang atau pendek. Ia juga bebas menulis dengan tema apa saja. 

Sementara pemain blog keroyokan makin banyak. Jika dulu pemain pelopornya ada Kompasiana dan Blog Detik, dalam perkembangannya makin banyak. Di antaranya Indonesiana, Retizen Republika, Medium, Kumparan, IDN News, dan masih banyak lagi.

Tiap platform blog keroyokan umumnya punya aturan tersendiri. Ada yang memberikan benefit dalam bentuk poin, ada juga yang dalam bentuk lainnya. 

Aku sendiri suka mencoba-coba untuk nulis di platform blog keroyokan selain Kompasiana, ada yang lebih mudah mendapatkan pembaca, ada yang bacaannya tanpa iklan, ada juga yang benefitnya lumayan. Tapi ada juga yang perlu adaptasi, harus menunggu moderasi dulu, dan lainnya. 

Dari pengalaman coba-coba menulis di beberapa platform blog keroyokan, ada beberapa pelajaran yang kudapat. Kita perlu konsisten dan bersabar. Sukses di platform A belum tentu kita juga sukses di platform B. Oleh karena setiap platform punya segmen pembaca tersendiri. Ada yang menyasar ke gen Z, ada juga yang menyasar kalangan milenial ke atas, dan sebagainya. Akan lebih baik jika kita mengenal segmen pembaca dan kultur di platform tersebut. 

Menulis Fiksi dan Dibayar? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline