Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Puisi Cinta yang Membunuh, Ketika Garin "Menyiksa" Penonton

Diperbarui: 10 Januari 2023   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film ini indah sayang ceritanya tak menyatu (sumber gambar: Starvision dalam IMDB) 

Kaupuji aku lewat kata dan tubuh
Pori-poriku bagai oasis air kehidupan
Kini puja kata kau buang
Dan pori-poriku menjadi luka-luka penuh darah

Seorang gadis tengah berada di sebuah ruangan. Warna dominan putih, merah, dan kuning. Ia melakukan monolog, membaca puisi dengan tatapan yang bisa berarti sejumlah makna. Itulah adegan awal film Puisi Cinta yang Membunuh. Sebuah sajian visual yang mengagumkan.

Cerita bergeser ke sebuah kelas memasak. Ranum (Mawar Eva de Jongh) nampak didekati secara agresif dan intimidatif oleh Rendy, koki pengajarnya (Morgan Oey). Ia nampak tak nyaman.

Adegan bergeser ke sebuah pesta Halloween. Di sana Rendy tengah sibuk menyiapkan cake ulang tahun. Namun kemudian ia menghadapi teror berdarah. Nyawanya melayang.

Ranum nampak ketakutan mendengar kabar tersebut. Ia kemudian meminta bantuan Anna (Raihaanun) dan Laksmi (Ayu Laksmi).

Kepingan-kepingan Cerita yang Tak Menyatu

Rupanya baris-baris puisi tak hanya bisa membuat si pembacanya melambung atau berkelana ke alam imajinasi, baris-baris puisi juga bisa membuat kehidupan seseorang penuh darah. Sebuah premis yang menarik dan tak biasa dari tangan Garin Nugroho.

Film Puisi Cinta yang Membunuh disebut-sebut merupakan karya pertama Garin di ranah horor-thriller. Namun sebenarnya Garin pernah menggarap Setan Jawa, sebuah film dengan nuansa mistis tentang pesugihan kandang bubrah.

Sama ketika menyaksikan Setan Jawa, ada perasaan tak nyaman hadir selama menonton Puisi Cinta yang Membunuh. Namun faktor tak nyaman ini bukan karena ketakutan akan wujud-wujud mengerikan. Bukan juga banjir darah dan teror menyeramkan yang ada di berbagai adegan di film ini. Melainkan alur cerita yang melompat-lompat, tak beraturan, dan tak menyatu, seperti puzzle yang kepingan-kepingannya raib, tak bisa ditemukan.

Ada banyak darah dan adegan brutal (sumber gambar: Starvision dalam Kompas) 


Ya, dalam film ini Garin tak hanya tega menyiksa beberapa karakternya, namun juga menyiksa penontonnya. Ada banyak celah dan tanda tanya dari satu adegan ke adegan lainnya, misteri tentang Ranum, cerita bercabang tentang Anna, dan orang-orang aneh yang ditemui Ranum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline