Tahun ini aku mencicipi pengalaman sebagai relawan sosial. Rupanya ada beberapa platform untuk menjadi relawan. Jenis kegiatannya pun bisa dipilih. Aku pun mencoba jadi relawan untuk aksi literasi hutan dalam rangka hari hutan Indonesia. Disusul kemudian menjadi relawan gerakan literasi. Ada beberapa hal menarik yang kurasai ketika menjadi relawan aksi sosial tersebut.
Menjadi relawan tentunya tak ada uang atau hal yang bersifat materiil yang bisa diperoleh. Kita malah dituntut untuk mengeluarkan waktu dan tenaga. Namun bukan berarti menjadi relawan itu memberatkan.
Aku sengaja memilih relawan yang lebih menghabiskan waktu di ranah digital, daripada yang harus menghadiri acara, oleh karena keterbatasan waktu. Dengan menjadi relawan digital, setidaknya aku masih membagi waktu untuk mengelola komunitas KOMiK dan kegiatan lainnya.
Kegiatan relawan pertama yang kuikuti berkaitan dengan hari hutan Indonesia. Selama empat minggu kami mendapatkan empat tantangan berkaitan dengan hutan. Setiap minggu kami juga mendapat asupan materi yang menambah wawasan literasi tentang hutan.
Ada banyak hal menarik yang kudapatkan di sana, dari wawasan berbagai jenis hutan, produk hutan yang bersifat ekonomis namun tidak mengganggu kelangsungan hutan, aneka flora dan fauna yang tinggal di hutan,dan hutan-hutan menawan yang bisa membuatmu jatuh cinta.
Kami berupaya menggemakan rasa cinta dan peduli kepada hutan-hutan di Indonesia. Selama 30 tahun luasan hutan di Indonesia terus berkurang secara drastis. Hutan banyak berubah menjadi perkebunan, penambangan, dan pemukiman. Namun siapa sebenarnya yang diuntungkan dari alih fungsi hutan tersebut? Bagaimana dengan nasib masyarakat adat, juga flora fauna di sana?
Setelah selama sebulan penuh ikut menyuarakan tentang kondisi hutan dan juga mengajak para netizen untuk ikut berdonasi dan menjadi orang tua asuh hutan, maka aku kemudian tertarik untuk menjadi relawan kegiatan sosial lainnya. Kegiatan tersebut adalah gerakan literasi.
Gerakan literasi ini cukup menyita waktu dan tenaga. Oleh karena peserta tak hanya ikut webinar dan mengikuti tantangan, namun juga dituntut untuk saling bekerja sama antar anggota di suatu kelompok untuk mengadakan penggalangan donasi buku.
Ada empat hal utama materi gerakan literasi. Yang pertama adalah menumbuhkan rasa cinta kepada pustaka dengan rajin membaca dan menjadikan kegiatan membaca sebagai kebiasaan. Yang kedua adalah bagaimana berpikir kritis sesuai konteks.