Tak bisa dipungkiri media sosial menyuburkan gaya hidup hedonis dan juga flexing. Tak sedikit yang berlomba-lomba memamerkan kekayaan. Padahal apabila seseorang sering memamerkan kekayaan malah bisa berakibat fatal. Ia bisa jadi target kejahatan, belum lagi menimbulkan perasaan iri dengki. Pada bulan Ramadan ini kita bisa melakukan refleksi dengan kesederhanaan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam Al-Qur'an, ada larangan untuk bermegah-megah. Larangan tersebut ada dalam surat At-Takatsur. Dalam surat tersebut, ada nasihat agar menjauhi hal-hal yang terlalu sibuk dan bangga akan harta, sehingga lupa dengan tujuan manusia di dunia.
Allah melarang para manusia untuk bersikap berlebihan terhadap harta. Hidup sederhana akan lebih baik bagi dirinya dan sekelilingnya.
Tentang hidup sederhana ini ada beberapa surat yang membahasnya, yakni Al-Furqan dan Al-Isra. Dalam Surat Al-Furqan ayat 63, disebutkan hamba Tuhan adalah mereka yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati.
Kemudian juga ada nasihat untuk tak berlebihan dalam surat Al-Isra. Dalam surat Al-Isra ayat 26, kita diingatkan untuk beramal dan tidak menghambur-hamburkan harta secara boros. Bahkan dalam ayat berikutnya disebutkan mereka yang boros adalah saudara setan. Selanjutnya dalam Al-Isra ayat 37 juga ada larangan untuk berlaku sombong.
Rasulullah adalah penerima wahyu Allah dan kemudian menyampaikannya kepada umatnya. Beliau dikenal dengan sifatnya yang jujur (sidiq), dapat dipercaya (amanah), cerdas (fathonah) dan menyampaikan (tabligh). Selain itu beliau juga dikenal akan kesederhanaannya. Surat-surat Al-Qur'an tentang hidup sederhana tersebut juga diterapkannya dalam kehidupannya sehari-hari, sebagai suri tauladan bagi umatnya.
Ada begitu banyak riwayat dari para sahabat Nabi dan juga hadits yang bercerita tentang kesederhanaan Rasulullah. Meskipun ia pemimpin umat yang dihormati, ia tak mengambil keuntungan dari posisinya. Nabi Muhammad SAW tetap hidup sederhana.
Hidup sederhana dicontohkan dari makanannya sehari-hari yang secukupnya, tak berlebihan. Ia sangat jarang kenyang ketika makan daging atau roti, kecuali ketika ia menjamu tamunya.
Istri Nabi Muhammad, Aisyah bercerita bila mereka pernah hanya menyantap kurma dan air putih selama sebulan. Padahal sebagai pemimpin umat, Rasulullah bisa saja meminta bantuan makanan dari para sahabat dan umatnya. Nabi sendiri juga sering berpuasa, ada kalanya karena tak ada makanan di rumah.
Bentuk kesederhanaan juga terlihat dari rumah dan perabot Rasulullah. Rumah Nabi Muhammad sederhana. Luasannya hanya sekitar 5 kali 3,5 meter. Rumah tersebut hanya beratap rumbia dan tak berdaun pintu, hanya tirai dari kain.