Kabar pulihnya kesehatan Mark Hoppus melegakan para fans Blink-182. Sejak ia mengumumkan dirinya didiagnosis kanker limfoma, dukungan dan doa dari terus mengalir. Mark kini telah mulai manggung kembali.
Ucapan dukungan juga mengalir dari mantan rekannya di Blink-182, Tom DeLonge, yang kini sibuk mencari alien dan masih aktif di bandnya, Angels and Airwaves (AVA). Tak sedikit fans yang berharap Tom bergabung kembali dengan Blink-182 karena musik Blink-182 terasa kurang bernyawa tanpa Tom.
Ya, setelah Tom mengundurkan diri, Mark dan Travis Barker masih meneruskan Blink-182, menggandeng Matt Skiba. Tapi musiknya jadi terasa agak hambar, karena memang musik Blink-182 terasa lebih menarik ketika suara Tom berharmoni dengan Mark, dengan diiringi gebukan drum yang mantap.
Warna suara Tom memang unik. Mungkin hanya lagu-lagu ciptaannya yang sesuai dengan warna vokalnya. Sementara Mark memiliki warna vokal yang serius dan lebih tegas. Ketika vokal keduanya bertemu maka menciptakan harmoni tembang yang menarik.
Berharapnya aku dan para fans lainnya suatu ketika Tom, Mark, dan Travis kembali dipertemukan dalam satu band.
Selama mengikuti perjalanan Blink-182, ada banyak lagu yang masih rajin kudengar sampai sekarang. Lagu Blink-182 bersanding awet bersama lagu-lagu Nirvana dan Slipknot di playlist.
Lagu-lagu dan video klip awal-awal Blink-182 kerap membuatku tertawa geli. Terutama video klip "First Date" yang jail dan "All The Small Things" yang merupakan parodi dari video klip Backstreet Boys dan Britney Spears.
Perubahan besar Blink-182 terjadi dalam album self-titled alias album "Blink-182" yang dirilis tahun 2003. Album ini terasa matang. Ia disebut album terbaik Blink-182.
Sejak mendengarkan kali pertama lagu-lagu dalam album ini, aku juga terkejut bercampur senang. Unsur Blink-182 masih terasa, namun unsur musikalitas tiap personel terasa meningkat dan mereka berani melakukan eksplorasi.