Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

"Penyalin Cahaya" Raih Film Terbaik FFI, tapi Wakil ke Oscar adalah "Yuni"

Diperbarui: 11 November 2021   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Penyalin Cahaya" Cetak Rekor Perolehan Piala Citra (sumber gambar: Kompas.com)

Ketika film "Yuni" terpilih sebagai wakil Indonesia ke ajang Academy Awards 2022, banyak yang memprediksikan film ini bakal meraup banyak piala Citra di Festival Film Indonesia 2021. Setidaknya meraih film terbaik. Namun kejutan, "Penyalin Cahaya" lah yang memborong piala bahkan mencetak rekor dengan meraih 12 piala dari 17 nominasi FFI.

Film "Yuni" dari 14 nominasi hanya berhasil mendapatkan satu piala Citra melalui kategori pemeran utama wanita terbaik oleh Arawinda Kirana. Ini membuat banyak asumsi di kalangan masyarakat awam.

Tentunya reaksi pertama pecinta film Indonesia adalah kagum dengan pencapaian Wregas Bhanuteja dengan film panjang pertamanya. "Penyalin Cahaya" adalah debut Wregas sebagai sutradara film panjang yang langsung mencetak rekor penghargaan FFI. Sejauh ini perolehan piala terbanyak adalah 10 piala Citra dalam film "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak".

Setelah itu, momennya juga pas. Baru saja terbit Permendikbud 30/2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual. Nah, di FFI tadi malam Mendikbudristek Nadiem Makarim mengumumkan pemenang kategori film terbaik, "Penyalin Cahaya",  yang isinya memiliki pesan tentang isu kekerasan tersebut.

Saya sendiri belum menonton film "Penyalin Cahaya" sehingga tidak bisa berkomentar, namun film ini telah tayang di festival film mancanegara, seperti Busan International Film Festival. Dari trailer memang nampak menarik. Judulnya juga menggelitik. Film ini bakal ditayangkan di Netflix pada 13 Januari 2022. Tapi juga tak tertutup kemungkinan bakal tayang di bioskop.

Reaksi kedua ada pihak yang menganggap pemilihan "Yuni" sebagai film terbaik akan membuat ada pihak-pihak yang mengira FFI ada konflik kepentingan. Ketua Bidang Penjurian FFI 2021 adalah Garin Nugroho. Sedangkan "Yuni" adalah film besutan putrinya yaitu Kamila Andini. Meski ada 15 juri film panjang di tahap akhir yang melakukan penilaian dan tak ada nama Garin, andaikata "Yuni" menang, bisa jadi tetap ada pihak yang nyinyir atas kemenangan tersebut.

Nah, reaksi ketiga dari sebagian pecinta film Indonesia adalah apakah pendaftaran kategori best international feature film dikejar waktu sehingga saat itu dewan juri FFI belum selesai melakukan penilaian. Alih-alih mendaftarkan film terbaik FFI, komite seleksi Oscar kemudian langsung memilih "Yuni" yang telah meraih penghargaan di TIFF dan tayang di berbagai festival mancanegara pada 15 Oktober 2021.

Ini bisa jadi.

Tim juri FFI dan komite seleksi Oscar adalah tim yang berbeda sehingga proses dan waktu penilaiannya bisa jadi berbeda. Tapi apakah orang-orang di dalamnya sama, saya juga belum tahu. Yang jelas ketua dewan jurinya berbeda. Ketua komite seleksi Oscar 2021 adalah Hanung Bramantyo.

Tim juri FFI pada tahap akhir melakukan proses penilaian sejak 10 Oktober 2021. Namun sebenarnya penutupan pendaftaran untuk seleksi Oscar baru 1 November 2021 untuk diumumkan shortlist (15 nominasi) pada Desember 2021. Jadi sebenarnya ada waktu apabila dipaksakan pemenang FFI lah yang berhak jadi wakil Oscar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline