Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Harta Karun Pong

Diperbarui: 3 November 2021   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namaku Pong, si kucing bundel (dokpri)

Ketika kubuka pintu kamar, seekor kucing langsung menerobos dengan lincah. Ekornya yang bundel bergerak-gerak penuh semangat. Cakar kaki depannya sepertinya membawa sesuatu. Itu si Pong, kucing bundel yang mirip rakun.

Aku yang penasaran , terlalu bodoh dan malah mendekatinya. Aku terperangkap. Benda di cakarnya telah dilemparnya dan hampir mengenai celanaku. Kecoak....huahhhhh aku langsung terbirit-birit.

Bodohnya aku. Beberapa kali tertipu oleh Pong. Ia masih rajin mengumpulkan hadiah berupa kecoa kepadaku. Ia mengumpulkannya kadang-kadang di halaman dan selokan.

Alhasil, apabila melihat Pong lari masuk rumah dengan penuh semangat, aku langsung cepat-cepat kabur. Aku masih trauma dilempar kecoa oleh kucing lucu itu.

Gara-gara kelincahannya menangkap kecoa, kupanggil ia kecoa slayer. Tapi sejak Pong rajin berburu kecoa, tak ada kecoa di dapur dan sekitar rumah. Rumah bebas kecoa, juga bebas tikus.

Kini ia mulai berburu cecak.

Bersama saudara kembarnya, Pang  keduanya berburu cecak. Wah hebohnya asyik pengejarannya, daripada dapat buruannya. Mereka naik-naik ke atas lemari, menjatuhkan barang-barang, dan mengeong-ngeong liar.

Namaku Pang, mataku agak sipit dan ekorku panjang tebal (dokpri)

Lelah dan bosan berburu cecak, Pong dan Pang asyik berburu harta karun. Mereka mengumpulkan benda-benda aneh di halaman dan jalanan.

Kulihat di ruang depan, ada kok bulu tangkis. Mereka asyik memainkan kok tersebut bersama kucing-kucing lainnya. Lain waktu mereka dapat bola kecil. Pong dengan bangga membawanya dengan mulutnya. Sejak itu juga ada benda-benda rongsokan lainnya seperti tali rafia, daun-daunan, dan entah apa lagi.

Ketika kusingkirkan benda itu muncul lagi dan lagi. Kadang-kadang ia juga membawa belalang dan laron.

Dan karena musim hujan, mereka bermainnya pun di dalam rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline