Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Kisah Gadis yang Mimpinya Terpasung Kondisi dan Intepretasi Puisi-puisi Sapardi dalam "Yuni"

Diperbarui: 19 Oktober 2021   03:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film "Yuni" akan mewakili Indonesia ke ajang Oscar 2022 | sumber gambar: kompas.com

Popularitas film "Yuni" meroket ketika meraih penghargaan bergengsi dalam ajang Toronto International Film Festival (TIFF). 

Tiket pertunjukannya di Vancaover International Film Festival (VIFF) dan pertunjukan terbatas di beberapa kota pun cepat ludes. 

Menurut saya film ini memang pantas meraih banyak apresiasi. Film ini merupakan intepretasi yang menarik tentang puisi-puisi sang maestro, Sapardi Djoko Damono. Film ini juga memberikan gambaran seorang gadis bernama Yuni yang mimpi-mimpinya terpasung oleh kondisi sekeliling.

Awalnya saya tak mengira film ini memiliki roh dari puisi-puisi eyang Sapardi. Ketika melihat kecintaan dan penghargaan sang sutradara, Kamila Andini terhadap puisi Sapardi, saya berpikir hanya sebatas apresiasi dan penghormatan terakhir kepada maestro puisi Indonesia. 

Namun rupanya tidak hanya itu, film "Yuni" adalah wujud penghargaan dan intepretasi Kamila terhadap puisi-puisi Eyang Sapardi dikombinasikan dengan situasi yang dialami tokoh utama bernama Yuni yang lahir pada bulan Juni.

Film ini bercerita dengan jujur tentang mimpi-mimpi remaja putri dan situasi yang masih kurang kondusif di sekitar Cilegon, Banten. 

Yuni (Arawinda Kirana) adalah gadis yang pintar dan memiliki pemikiran progresif. Ia cerdas secara akademik, juga aktif di kegiatan olahraga seperti pencak silat. 

Ia hanya lemah ke warna ungu, ia terobsesi dengan warna ungu sehingga kadang-kadang melakukan perbuatan konyol untuk mengoleksi benda warna ungu.

Yuni digambarkan penggemar warna ungu | sumber gambar: hai.grid.id

Oleh guru BK, Bu Lies (Marissa Anita), ia disarankan untuk mengambil beasiswa perguruan tinggi. Namun ada saran untuk tidak menikah dulu dan fokus ke studi.

Sementara Yuni sendiri sudah dua kali dilamar. Ia memang gadis yang menarik. Ia sendiri mengagumi guru bahasa Indonesia, Pak Damar (Dimas Aditya). Meski tak pandai memahami dan membuat puisi, seorang adik kelasnya, Yoga (Kevin Ardilova) yang diam-diam menyukainya, kerap membantu mengerjakan tugasnya. Hingga suatu ketika Yuni mendapat lamaran ketiga kalinya. 

Menurut mitos, pamali apabila lamaran yang ketiga ditolak. Si gadis yang menolak bisa jadi kemudian akan berat jodoh atau malah tak bisa menikah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline