Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Film Pendek "Kantor" Ulik Gambaran Kinerja Perangkat Desa

Diperbarui: 22 Agustus 2021   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film berjudul "Kantor" yang memberikan gambaran kinerja perangkat desa di suatu desa | sumber gambar: Instagram/Kineforum

Kantor desa itu selalu sepi. Kepala desa dan anak buahnya jarang terlihat. Yang biasa nampak hanyalah Sadi, seorang pesuruh yang baru bekerja di kantor desa tersebut selama seminggu.

Pada suatu hari, Sadi (Buraji) disuruh menyiapkan kantor desa untuk acara yang bakal didatangi Pak Camat. Ia diminta memasang spanduk, menaruh papan struktur organisasi yang baru, dan menata bangku juga menyiapkan bendera merah putih. Ia juga diberi pesan membersihkan ruangan. Semuanya harus terlihat bersih dan rapi ketika Pak Camat dan perangkatnya tiba. 

Setelah memberikan perintah, Imam (Ahmad Bachtiar) pun pergi. Ia beralasan hendak mengantar putrinya mengikuti persiapan Karnaval Jember. 

Kantor desa pun kembali senyap. Sebelumnya ada Roni (Rendra Sasongko). Namun ia juga bergegas pergi dengan alasan istrinya melahirkan. 

Sadi kemudian kebingungan ketika datang dua warga desa hendak mengurus administrasi yang mendesak. Ibu yang satu sudah datang tadi pagi, namun diminta kembali membawa akta kelahiran. Satunya lagi sudah seminggu bolak-balik ke kantor desa, namun tak pernah berjumpa dengan perangkat desa. 

Sadi pun kebingungan. 

Film pendek berjudul "Kantor" ini memberikan gambaran bagaimana suasana kantor desa di beberapa tempat yang perangkatnya jarang ada di tempat. Alhasil warga pun kesulitan untuk melakukan urusan administrasi, padahal kadang-kadang kebutuhannya hanya untuk mendapatkan stempel plus tanda tangan kepala desa, atau mendapatkan surat pengantar. 

Hayo siapa yang pernah mengalami hal semacam ini?

Memang tidak semua perangkat desa seperti yang digambarkan dalam film pendek ini. Tapi memang harus diakui ada saja perangkat desa ataupun tempat layanan umum yang kualitas layanannya seperti itu. Warga dibiarkan lama menunggu, proses berbelit-belit, dan kadang-kadang petugas yang tak ada di tempat.

Film ini lugas karena menggambarkan betapa peliknya warga jika memiliki perangkat desa semacam ini.  Situasi yang digambarkan dalam film ini juga seperti keseharian, di mana pesuruh yang kemudian menjadi corong informasi di kantor tersebut, ditanya-tanya, dimintai tolong, namun ia juga tak bisa melakukan apa-apa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline