Aku berjalan perlahan-lahan. Berharap langkahku tak terdengar. Hanya deru angin, tak ada suara binatang atau lainnya. Membuatku was-was bersuara. Ah seperti dalam film "A Quiet Place" saja.
Bagian hutan yang gelap telah kulalui. Kini hutan di depanku mendapat cahaya dari sinar bulan. Setidaknya masih ada cahaya.
Tak seperti bagian hutan yang kulalui, suara penghuni hutan sesekali kudengar. Suara hewan buas yang terdengar jauh. Juga suara para monyet yang ribut. Untung mereka jauh. Aku takut dengan mereka.
Di sudut kanan, di sebuah pohon besar yang tua aku yakin melihat Kodama. Ya, Kodama. Spirit hutan yang biasa muncul dalam film-film Ghibli. Mereka setinggi 1,5 batang wortel dan berwarna putih. Tidak menakutkan, namun menimbulkan nuansa misterius.
Beraneka ragam makhluk yang kubaca di cerita dongeng rasanya muncul. Tapi kali ini di bagian dark fantasy. Rasanya aku melihat serigala mengenakan tudung merah mengintip di balik pohon.
"Apa ini...apa itu...apa ini...apa itu..." Hei suara apa itu yang nyaring parau dan berulang-ulang. Aku penasaran namun takut untuk mengetahuinya.
Ya, aku tak perlu melakukan itu. Makhluk itu sendiri yang kemudian muncul. Menyeberang jalan secara berkelompok. Merrka berbadan bulat seperti labu Halloween dan melompat-lompat sambil terus berkata seperti "Apa ini...apa itu...". Aku sepertinya pernah membaca cerita makhluk aneh tersebut, entah di "Ronya" atau "Narnia".
Aku kelelahan. Tanpa Nero, berjalan malam di hutan terasa menggelisahkan.
Kini di depanku adalah hutan yang kusut seperti sarang laba-laba. "Duh apa lagi. Apabila aku tidur di sini, apakah aku bisa terbangun di kasurku?!"