Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Doa Niat Berpuasa Ramadan yang Ada Versi Boso Jowo-nya

Diperbarui: 28 April 2021   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdoa disarankan untuk diperbanyak pada bulan suci ini (sumber gambar: Merdeka)

Setelah melakukan sholat tarawih dan menjelang tidur, Ibu biasanya membimbing kami membaca doa niat berpuasa Ramadan. Saat itu kami masih kecil dan berupaya menghafalkan doanya. Ibu pun melafalkannya dalam dua bahasa.

Yang pertama ibu mengucapkan potongan-potongan doa niat berpuasa yang kemudian kami ikuti itu dalam bahasa Arab.

Doa niat berpuasa (sumber: Tribunnews/dari www.kembar.pro)


"Nawaitu shouma godhin 'an adaa'i, fardhi syahri romadhoona haadzihis sanati lillahi ta'aala"

Dalam bahasa Indonesia, doa niat berpuasa ini diterjemahkan sebagai berikut "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu (wajib) pada bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta'aala.

Lalu ibu melafalkannya dalam bahasa Jawa yang juga kemudian kami ikuti. "Niat insun poso ing dina sesuk saking anekani fedhune wulan Romadhon taun iki, kerono Allah Ta'aala."

Kupikir Ibu menggunakan dua versi bacaan doa ini agar kami anak-anaknya juga ingat bahasa daerah kami. Dan setahuku jarang-jarang doa yang juga memiliki versi bahasa Jawanya.

Tapi ternyata bukan hanya Ibu yang tahu doa niat puasa dalam bahasa Jawa, nenek yang pernah masuk sekolah pesantren ketika masih kecil, juga tak asing dengan niat puasa dalam bahasa Jawa. Ia juga tahu doa-doa lainnya yang juga memiliki versi bahasa Jawa.

Yang penting tahu makna dari doa-doa yang kita baca, agar lebih meresap dan paham apa yang sedang kita panjatkan ke Tuhan. Aku lupa persisnya siapa yang pernah menyampaikan ini di sebuah acara pesantren kilat.

Doa niat berpuasa Ramadan tersebut yang menarik perhatianku adalah penggunaan kata "ingsun". Niat ingsun dimaknakan 'saya berniat'. Ingsun merujuk pada kata 'aku' untuk tingkatan bahasa yang halus dan memiliki tingkatan tinggi.

Dalam kehidupan sehari-hari, pengganti kata 'aku' dalam bahasa yang lebih halus adalah 'kula'. Pengganti kata aku lainnya adalah 'abdi', 'dalem', dan 'kawula. Kata 'ingsun' jarang dipakai dalam percakapan sehari-hari.

Dari hasil pengembaraan digital, kata 'ingsun' tidak bisa dipakai sembarangan. Ia biasanya digunakan oleh kalangan elit dan untuk keperluan spiritual, berdoa kepada Tuhan. Maknanya ternyata lebih pelik dari yang kuduga. Menarik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline