Kedai sederhana yang bernama Warteg Ibu Sumi itu menyajikan aneka masakan. Ada nasi uduk, kikil, semur, dan tempe oreg. Sayangnya warteg ini sepi dan Bu Sumi mulai gelisah karena warteg ini sumber penghidupannya. Kisah Bu Sumi dan kedainya ini tersaji dalam film pendek berjudul "Warteg".
Bu Sumi tinggal bersama anak perempuannya. Ia cemas bila ia tak kunjung dapat pengunjung yang bersantap di kedainya. Suatu ketika ia menemukan cara agar warungnya bertahan. Suatu cara yang mungkin tak sepatutnya.
Pada awal film, penonton diperlihatkan situasi warteg dengan lingkungan sekelilingnya yang sama-sama sepi. Lalu kamera menyoroti Bu Sumi dan penonton diajak untuk mengamati aktivitasnya.
Adegan lalu berpindah ke dapur. Bu Sumi nampak telaten membersihkan sayuran, memotong-motongnya, membuat adonan, dan lalu menggoreng adonan tersebut sehingga nampak mengundang selera. Ia kemudian membuka wartegnya dan berharap ada pembeli yang singgah.
Dengan durasi yang hanya belasan menit penonton diberikan secuil drama bagaimana seseorang memikirkan berbagai cara untuk bertahan hidup. Meski ada adegan yang mengingatkan langsung pada sebuah film terkenal Hollywood, menurutku tidak masalah karena nuansa dan kesan dari filmnya secara keseluruhannya berbeda.
Sebagai Bu Sumi, Aisah mampu membuat penonton bersimpati kepadanya. Ia nampak lelah dan susah ketika makanan di wartegnya tak berkurang. Ia tersenyum dan merasa puas bila ada pengunjung yang kemudian bersantap di wartegnya. Ia menunggui pembelinya menghabiskan makanannya dengan sabar.
Bu Sumi adalah tokoh sentral di dalam film produksi Agri Movie. Ia nyawa dalam film ini. Karakternya tumbuh seiring waktu. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya hanya seperti pendukung meski juga memainkan peranan dan menjadi motivasi Bu Sumi dalam bertindak.
Dan ketika film ini memasuki sepertiga terakhir, aku pun nyengir. Rupanya ia bukan cerita drama biasa. Ada 'plot twist' yang bikin perasaan penonton campur-aduk.
Film ini dibesut oleh Ilham Malik dan Farah Nabila. Para pemeran selain Aisah, ada Annisa Munggaran, dan Arif Budiman. Film ini merupakan program Goplay Indie bareng komunitas film Indonesia Sinema Persada dan bisa ditonton di Goplay.
"Sebuah film dengan plot twist bikin meringis. Skor 7/10".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H