Film animasi atau yang juga disebut film kartun memiliki berbagai metode pembuatannya. Ada yang menggunakan cara tradisional dengan menggambar secara manual, menggunakan tangan dan bantuan seperti pena dan pensil.
Ada pula yang menggambar dengan bantuan komputer. Salah satu teknik lainnya yang mulai kembali populer adalah dengan metode stop motion. Yuk bahas tentang stop motion.
Sebenarnya stop motion animation adalah animasi dengan metode kuno. Ia menggunakan banyak foto yang jika digerakkan secara cepat akan terlihat seperti bergerak.
Obyeknya dulu adalah foto. Si pembuat animasi dulu mengambil foto dari benda yang digerakkan perlahan-lahan, semakin banyak foto yang digerakkan dalam satu periode, maka hasilnya akan semakin halus.
Dalam perkembangannya pembuat animasi tidak hanya mengandalkan dari benda dua dimensi, melainkan juga tiga dimensi. Mereka membuat dsain set dan membuat karakter seperti boneka.
Biasanya karakter tersebut dibuat dari tanah liat sehingga metode stop motion dengan bantuan tanah liat ini kemudian beken dengan nama claymation.
Dalam perkembangannya obyek dan karakter dibuat dari beragam bahan, kayu, boneka kain, plastik, dan sebagainya. Obyek dan karakter ini sebagian di antaranya dibuat cukup detail seperti gambaran dunia nyata.
Setelah tim pembuat animasi siap dengan desain set, obyek, dan karakternya, maka dimulailah pengambilan gambar.
Obyek digerakkan secara perlahan-lahan dengan kamera mengikuti pergerakannya. Untuk membuat satu detik film dengan metode stop motion maka diperlukan sekitar 24 frame.
Semakin banyak frame, maka pergerakannya akan begitu halus. Bahkan banyak yang menyarankan sebaiknya menggunakan 60 frame untuk menghasilkan satu detik film animasi stop motion. Wow.
Alhasil untuk menghasilkan film seperti "Coraline" yang berdurasi 100 menit alias 6.000 detik maka tinggal dikalikan 24 frame. Begitu banyaknya.