Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

"Glasses", Film Iran Ketika Kacamata si Nenek Rusak

Diperbarui: 29 November 2020   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah kakak beradik menemukan cara membetulkan kacamata si nenek (sumber: IG/Madani Film Festival)


Sejak awal 2000-an industri perfilman Iran menggebrak. Mereka melahirkan banyak film berkualitas dengan tema-tema film yang humanis, sederhana, namun memikat. 

Banyak filmnya yang berhasil lolos bersaing di ajang festival film mancanegara yang bergengsi. Kini beberapa filmnya bisa dinikmati di salah satu ajang festival film di Indonesia yang tengah berlangsung, yaitu Madani Film Festivak atau Festival Film Madani.

Festival Film Madani 2020 diadakan mulai 20 November lalu. Film-film yang tampil di ajang festival ini memiliki ciri khas yang unik yaitu menampilkan hal-hal yang tak banyak diketahui umum tentang keseharian masyarakat di negara yang mayoritas warganya memeluk agama Islam. 

Tahun ini yang jadi sorotan adalah film-film Rhoma Irama. Rupanya pentolan Soneta Group ini punya banyak film layar lebar dengan sisipan dakwah.

Nah, di antara sejumlah film mancanegara, aku memilih film Iran yang bertajuk "Glasses". Film ini memiliki premis sederhana tentang kacamata si nenek yang rusak.

Dalam film besutan Reza Aghaei  ini dikisahkan seorang nenek yang hidup dengan dua cucunya, Sara dan Saeed. Sara anak perempuan yang lincah dan mudah penasaran. Sedangkan si kakak, Saeed lebih berhati-hati.

Suatu ketika neneknya yang sedang sakit meminta cucunya mengambilkan kacamatanya. Ia ingin melihat dengan jelas wajah kedua cucunya.

Sara merasa cemas. Ia lalu memberitahu kakaknya kalau ia tadi bermain-main dengan kacamata si nenek. Lalu dengan takut-takut ia menunjukkan kacamata itu ke si kakak. Rupanya kacamatanya rusak cukup parah.

Dengan cemas kakak beradik itu mencari akal. Lalu mulailah petualangan adik kakak itu mencari bantuan dengan uang tunai yang terbatas karena kartu ATM mereka tertelan dan semua petugas bank libur pada hari tersebut. Hingga suatu ketika keduanya berjumpa dengan anak laki-laki asal Afghanistan bernama Aman.

Dari gaya bertutur, film ini ada sedikit kemiripan dengan "Children of Heaven". Sesuatu hal yang nampaknya sederhana kemudian menjadi rumit karena kondisi dan nasib pelakunya yang sedang sial pada hari itu. 

Alhasil kakak beradik itu kemudian terlibat dengan berbagai kejadian gara-gara kacmata rusak, yang terasa kompleks bagi kedua anak kecil tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline