"Nothing is more important than our friendship."
Sejak debutnya yang fenomenal lewat "Toy Story", studio Pixar langsung naik kelas menjadi salah satu studio animasi yang karya-karyanya banyak dikagumi pecinta film. Tak heran apabila kemudian Disney mengakuisisinya. Setelah "Toy Story", Pixar beberapa tahun kemudian merilis "Monsters, Inc." pada tahun 2001 yang tak kalah menarik perhatian.
Umumnya monster dianggap sebagai sosok yang mengerikan. Namun bagaimana jika ada sebuah negeri berperadaban tinggi yang dihuni para monster? Mereka mendapatkan energi untuk menerangi kota mereka lewat sumber energi yang unik, yakni dari teriakan anak-anak hasil menakut-nakuti anak-anak di dunia manusia.
Premis ini brilian dan segar. Ada unsur gagasan energi nonfosil dalam film ini yang memberikan angin segar pada era di mana pada waktu itu sedang giat-giatnya melakukan penelitian untuk menemukan sumber energi baru.
Kombinasi cerita yang menarik, bumbu komedi yang menggugah ala Pixar, dan desain karakter yang kocak membuat film "Monsters, Inc." hingga saat ini masih asyik untuk jadi tontonan. Oh ya dengar-dengar akan ada versi serialnya pada tahun depan.
"Monsters, Inc." sendiri sebenarnya merupakan kisah persahabatan antara dua monster, Mike si mungil bermata satu dan Sullivan alias Sulley si monster besar berbulu. Meski berbeda penampilan, keduanya adalah sahabat dan partner kerja yang kompak.
Keduanya bekerja di divisi energi. Mereka bergantian menakut-nakuti anak-anak di dunia manusia. Ada pintu "ajaib" yang menghubungkan dunia monster dan dunia manusia. Hasilnya adalah sumber energi, semakin kencang teriakan ketakutan maka energi yang didapatkan akan semakin besar.
Selama ini tim mereka selalu terunggul. Lalu keduanya dibayang-bayangi oleh tim Randall. Namun, keduanya pantang menyerah hingga suatu ketika ada masalah di pekerjaan mereka.
Sulley menemukan target anak manusianya malah masuk ke dunianya. Ini berbahaya, ia harus mengembalikan si anak tersebut ke dunianya. Tapi menurut kabar anak manusia beracun bagi para monster, apa yang harus Sulley lakukan?
Meski aku sudah tahu apa yang terjadi kemudian, aku masih suka menontonnya lagi dan lagi. Aku juga masih bisa tertawa mendengar lelucon mereka.