Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

"Unbaedah", Horor Komedi Karma bagi "Koruptor" Nasi Berkat

Diperbarui: 30 Agustus 2020   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster Film| Sumber: Bakarasa Films

Setelah euforia "Tilik", film-film pendek lainnya pun banyak mendapat incaran netizen. Apalagi, jika memasang sosok pemeran bu Tejo alias Siti Fauziah yang sedang hits. Salah satu film pendek yang 'kecipratan' hits gara-gara bu Tejo adalah "Unbaedah".

Film dengan genre horor komedi ini berdurasi 15 menitan. Ceritanya berlatar di sebuah desa di Yogyakarta.

"Unbaedah" berfokus pada sosok Baedah (Siti Fauziah). Ia ibu satu anak yang dikenal 'tuman' mengambil nasi berkat atau nasi hajatan lebih dari jatah yang seharusnya. Kadang-kadang ia mengambil hingga tiga porsi. Tabiatnya ini menjadi bahan omongan tetangganya tapi ia tak malu.

Baedah dikenal suka membawa nasi berkat lebih dari satu (sumber: Youtube/KPK RI)

Suatu ketika pada bulan Ramadan, Baedah mendapat undangan tahlilan dari tetangganya. Ketika dimintai tolong mengedarkan nasi berkat kepada tamu undangan, ia malah 'menilep' lebih dari jatahnya. Padahal saat itu porsi nasi berkatnya ngepas. Alhasil ada satu tetangganya, Mardiyah, yang tidak kebagian.

Namun kali ini Baedah mendapat hukumannya. Ia mendapat gangguan supranatural yang membuatnya ketakutan. Apakah hukuman itu bisa membuat Baedah kapok mengambil nasi berkat yang bukan haknya?

Siti Fauziah Lagi-lagi Sukses Bikin Penonton Gemas
Di film "Tilik", Siti Fauziah sukses membuat penonton merasa gemas dengan sindiran-sindirannya, mimik wajahnya, dan juga gestur tubuhnya. Ia menjadi tokoh yang mencuri perhatian dalam film pendek berlatar daerah Bantul tersebut.

Hal yang sama juga dalam film "Unbaedah". Dalam film ini ia menjadi sosok istri dan ibu yang cerewet. Ia juga dikenal seenaknya karena mengambil jatah nasi berkat lebih dari haknya. Cara ia berbicara, dialog-dialognya, serta gestur tubuhnya sama mengesalkan dan menggemaskannya.

Aku tertawa terbahak-bahak di berbagai adegan karena tema dalam film ini dekat dengan keseharian. Berkatan atau hajatan memang sering diadakan di kampung-kampung, mulai dari tahlilan, khitanan, jelang berangkat naik haji, pindahan, syukuran, dan masih banyak lagi. Biasanya tamu undangan mendapat oleh-oleh berupa nasi berkat dalam dus, besek, dan wadah lainnya.

Seperti halnya dalam film "Unbaedah", kadang-kadang memang ada yang curang seperti Baedah, tapi biasanya sangat jarang terjadi. Lazimnya yang dapat dobel itu saudara dan pihak-pihak yang membantu tuan rumah.

Dalam film pendek besutan Iqbal Ariefurrahman, dialognya menggunakan bahasa Jawa ngoko dengan terjemahan bahasa Indonesia. Dialognya natural dan terasa menggelitik.

Adegan horornya menghiasi sepertiga terakhir film. Horornya cukup mencekam dan membuat tegang, sekaligus kocak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline