Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Kenangan Buku Pertama, Diperbanyak dan Dijual Sendiri

Diperbarui: 7 Juni 2020   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku pertamaku masa kuliah (dokpri)


Ketika bersih-bersih buku karena serangan rayap, aku menemukan buku pertamaku. Sampul bukunya nampak kotor. Aku menyimpan dua di antaranya. Satu yang bersampul dan lainnya tidak. Ketika membaca buku pertamaku ini aku tergelak. Gaya bahasanya santai dan lugas, agak berbeda dengan gaya bahasaku saat ini.

Itu buku pertamaku yang kubuat ketika sedang pusing dengan tugas akhir alias skripsi. Judulnya "Cyber Club". Pada masa itu karena stress malah aku jadinya bikin buku. Sekitar dua mingguan aku membuatnya. Isinya kumpulan cerita, ada duabelas cerita.

Ceritanya ringan tentang aktivitas dan konflik yang mudah dijumpai oleh mahasiswa dan mahasiswi di jurusan teknik informatika jaman dulu. Tentang kangennya dengan rumah ketika baru kali pertama ngekos alias homesick. Ada juga cerita tentang pusingnya membuat tugas demo pemrograman hingga melekan di lab. Istilah masa itu yang populer di kalangan mahasiswa dulu juga ada, seperti 'mbacem' alias nyontek.

Membaca kumpulan ceritaku masa itu bikin aku kangen masa-masa berkuliah strata satu masa itu. Apalagi cerita tersebut memang banyak terinspirasi dengan kawan-kawanku dan suasana kampus waktu itu.

Buku pertamaku itu kubuat sendiri. Kemudian kucetak dan kuperbanyak dengan fotokopi. Desain sampulnya awalnya dibuat kawanku, lalu didesain ulang oleh kakakku. Aku memakai nama Lbz, soalnya dulu aku suka banget dengan Limp Bizkit hahaha, sebelum berganti dengan Slipknot. 

Cuplikan isi bukunya (dokpri)


Aku memperbanyaknya, kemudian melipatnya, dan kemudian dijilid. Lalu aku mengelemnya dengan cover yang kucetak di kertas asturo. Sampul satunya lagi adalah dari kertas hvs putih biasa. Setelah jadi maka kubungkus plastik dan dulu kujual Rp 5 ribuan per buah.

Hahaha aku jadi ingat betapa senangnya ketika buku itu laku. Pembelinya kebanyakan teman-temanku sendiri. Total seingatku ada 200 buah yang kujual. Untung bersihnya sekitar Rp300 ribu. Lumayan besar untuk masa itu.

Tidak semua komentar positif. Ada juga kritikan tajam dari kawanku yang agak membuatku patah semangat dalam menulis. Aku masih ingat beberapa komentarnya dan masih agak perih jika mengingatnya. Tapi tak apa-apa, toh aku masih tetap menulis.

Dulu aku memberikan beberapa buku ini nya ke teman-teman kantorku ketika sudah bekerja. Bahkan aku sempat memberikan ke seorang aktris ketika kebetulan sedang membawa buku ini dan ia menerimanya dengan senang.

Sayangnya aku tak punya file masternya. File dua buku pertamaku, "Cyber Club" dan "Pacar Instant" sudah raib, entah ke mana. Jadi ingat dulu cetak, fotokopi, jilid, dan jual bukunya semua sendiri. Ehmmm kapan ya bikin buku lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline