Siraman rohani bisa berasal dari mana saja. Ada yang mendapatkannya lewat ceramah agama dan mengikuti pengajian. Namun ada juga yang lebih menyukai siraman rohani yang didapatkan lewat bacaan dan lagu-lagu. Aku sendiri lebih mudik 'terusik' dan 'tersentil' lewat lagu.
Berawal dari mengikuti sebuah kursus daring berjudul "World Music", aku banyak mengenal dan mendengarkan lagu-lagu dari berbagai belahan dunia. Polyphonic singing ala suku Pygmi, Afrika, salah satunya. Teknik bernyanyi ini unik dengan jangkauan nada yang lebar. Gaya yodelnya khas, sulit untuk ditirukan.
Gaya bernyanyi dan alat musik tradisional ini kemudian diperkenalkan oleh Deep Forest, grup asal Prancis yang mengusung musik-musik etnis dari berbagai negara. Dua lagu bertemakan yodel dan musik ala Afrika dan Polynesia adalah "Sweet Lulaby" dan "Forest Hymn". Dua lagu ini sangat kenal unsur etnisnya. Mendengar lagu ini membuatku seperti sedang menjelajah hutan rimba dan bertemu etnis tersebut
Dua lagu ini indah dan membuatku tergugah. Lagu pertama "Sweet Lullaby" adalah terinspirasi dari lagu tidur dari masyarakat etnis Pulau Solomon. Lagu ini bercerita tentang seorang anak yang rindu pada ibunya yang telah meninggal. Lagu ini menggunakan lirik bahasa suku setempat yang menunjukkan kasih sayang si kakak yang begitu besar ke adiknya. Ia berupaya menjadi pengganti orang tua bagi adik-adiknya.
Dalam lagu "Forest Hymn" ini di awal ada suara anak kecil yang seolah bertanya akan sesuatu. Lalu kemudian muncul suara perempuan dewasa yang seolah-olah bercerita. Ada cengkok-cengkok yang khas dalam lagu ini. Video musiknya menggambarkan hutan dan suku etnis penghuninya yang bergantung hidup kepadanya. Lagu ini seolah-olah memberikan pesan untuk menjaga kelangsungan hutan demi kelestarian alam.
Lagu Deep Forest yang juga memberikan siraman jiwa adalah "Deep Blue Sea" yang merupakan proyek kolaborasinya dengan Anggun. Lagu ini kental akan musik etnis Sunda dan Bali.
Berikut video musiknya dari Sony Music Entertainment:
Lagu berbahasa Indonesia dan Inggris memiliki pesan yang bernas. Jangan sampai semua yang ada di alam ini hilang karena keserakahan. Ada pesan untuk tetap berbuat baik kepada sesama dan alam lingkungan.
Jangankan biar hilang semua yang telah diberi
Jangankan pergi rasa manusiawi dan naluri diri
Biar bumi tetap bersinar di bawah mentari
Jangankan lenyap keindahan diri kesucian hari
Agar kita tetap bersinar di bawah mentari
Setiap mendengar lagu ini aku merasa terharu. Rasa-rasanya setiap pori-pori tubuhku mendengarnya. Setiap kali selesai mendengarnya aku merasakan ada sesuatu yang berkecamuk dalam benakku, keinginan untuk selalu berbuat baik kepada sesama dan alam.
Lagu-lagu tentang Doa: Dari Bimbo, Raihan, Hingga Andrea Bocelli-Celine Dion
Lagu-lagu religi jaman dulu banyak dipopulerkan oleh Bimbo."Tuhan" dan "Bermata Tapi Tak Melihat" adalah lagu-lagu yang banyak diputar pada masa Ramadan dan Halal Bihalal waktu kecil. Era berganti. Pada tahun 2000-an muncul istilah nasyid. Salah satu grup nasyid yang populer adalah Raihan.