Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Ketika Lapar Mata Malah Bikin Menyia-nyiakan Makanan

Diperbarui: 2 Mei 2020   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku hanya membawa uang terbatas sehingga tak jadi lapar mata (dokpri)

Pernahkah Kamu merasa kalap belanja makanan? Hehehe aku pernah. Kadang-kadang terjadi ketika belum makan, perut keroncongan, atau ketika sedang bawa uang banyak. Nah kalau masa-masa bulan puasa ini biasanya kalapnya belanja jajanan dan minuman takjil. Rasanya menggoda, ingin beli semuanya.

Tahun-tahun sebelumnya sepanjang jalan utama menuju rumah berjajar penjual takjil. Menunya rupa-rupa dari jajanan pasar, jajanan modern, aneka minuman yang menyegarkan, hingga makanan berat.

Yang bikin bingung itu biasanya memilih antara es degan dan bubur. Enaknya beli es kelapa muda atau bubur sumsum ya? Kadang-kadang karena lapar mata dan bingung memutuskan maka aku membeli kedua-duanya. Pada saat adzan Maghrib berkumandang aku pun kemudian kebingungan, pilih menyantap bubur dulu atau minum es ya?!

Tahun lalu juga pernah kejadian pasangan kalap membeli banyak gorengan. Pisang goreng, comro, tahu isi, mendoan, dan tela goreng. Gorengannya enak, minyaknya bersih, dan harganya murah. Seribuan.

Kami tidak habis menyantapnya saat berbuka puasa. Ketika hendak dihangatkan dan dimakan waktu sahur ternyata gorengannya beberapa sudah basi, terutama tahu isi, karena lupa tidak ditaruh kulkas. Sejak itu rasanya kapok belanja kalap mata.

Oleh karena sekarang masih masuk pembatasan sosial berskala besar maka penjual takjil tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Tapi aku baru ke luar sekali saat bulan puasa dan itupun ke jalan yang dekat dengan rumah karena habis mengantarkan Nero ke klinik hewan. Sehingga, aku kurang yakin dengan pendapatku bahwa penjual takjil dan pembeli tahun ini berkurang. Siapa tahu di jalan yang beda beberapa blok dari rumah penjualnya tetap ramai.

Aku pernah membaca di sebuah artikel ada kaitan antara kondisi lapar dan nafsu berbelanja makanan. Pakar belanja mengingatkan untuk makan kenyang dulu sebelum berangkat berbelanja. Di situ juga disebutkan ada perbedaan jumlah signifikan antara mereka yang berbelanja saat lapar dan ketika sudah kenyang. Ketika berbelanja saat lapar ada dorongan untuk membeli ini dan itu.

Tapi kan saat puasa jelas kondisinya belum makan? Kalau seperti itu disesuaikan saja dengan kebutuhan perut. Pada saat hendak memilih makanan dan minuman takjil kita bertanya ke diri sendiri, beneran nih kita ingin makan dan minum ini? Tips lainnya yaitu bawa uang tunai secukupnya tanpa membawa kartu ATM. Ketika membawa uang terbatas maka kita juga akan membatasi diri untuk berbelanja.

Apakah Pasar Malam Kramat Jati Ramai Karena Fenomena Kalap Belanja?

Seminggu lalu memang ada sesuatu yang tidak biasanya. Banyak pembeli bermobil berbelanja di jalan sepanjang Kramat Jati untuk berbelanja sayur, buah, bumbu dapur, dan ikan. Memang harganya lumayan miring di sini.

Waktu itu tidak seperti biasanya. Terasa lebih ramai dibandingkan kunjunganku sebelumnya ke pasar ini. Tapi aku juga tidak bisa menyimpulkan hal ini berkaitan dengan fenomena kalap berbelanja. Siapa tahu mereka berbelanja untuk dijual kembali atau mereka adalah pedagang makanan yang sedang membeli bahan baku untuk bahan memasak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline