Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

"72 Dangerous Places to Live", Sungai Citarum Jadi Sorotan

Diperbarui: 22 April 2020   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersih-bersih Citarum terus dilakukan (sumber gambar: Kompas.com)


Serial dokumenter "72 Dangerous Places to Live" memang bukan serial baru. Ia tayang sejak tahun 2016 dan terdiri atas enam episode. Meski demikian film ini bisa menjadi bahan renungan dan pengingat tentang berbagai daerah yang rawan untuk ditinggali dengan sebagian disebabkan ulah manusia itu sendiri. Yang membuat miris, nama Indonesia masuk di dalamnya dengan diwakili oleh Sungai Citarum, yang disebut-sebut sebagai sungai paling kotor sedunia. Kini, apa kabar dengan Sungai Citarum dan sungai-sungai yang mengaliri kota besar di Indonesia lainnya?

Mengerikan dan sungguh menyedihkan melihat kondisi Sungai Citarum yang ditampilkan dalam episode kedua serial dokumenter tersebut yang berjudul "That Sinking Feeling". Sungai tersebut penuh dengan sampah, baik limbah masyarakat yang tinggal di sekitarnya, maupun oleh limbah pabrik, terutama pabrik tekstil.

Oleh karena bertahun-tahun pada masa lampau tidak ada aturan yang melarang untuk membuang sampah dan limbah di sungai, maka sejak tahun 80-an Sungai Citarum mulai berubah. Kondisinya semakin parah dengan semakin banyaknya warga yang bermukim di sekitarnya. Padahal dulu Sungai Citarum menjadi tempat untuk mendapatkan penghasilan oleh para penangkap ikan, tapi setelah sungai menjadi begitu berpolutan, mereka pun berubah profesi dengan mencari sampah plastik dan lainnya yang bisa ditukar dengan uang.

Sungai ini disebut beracun, karena airnya sebenarnya sudah tak layak untuk dikonsumsi. Buat air mandi pun juga sudah tak sehat dan malah bisa membuat warga sakit kulit.

Kondisi Citarum dulu yang membuatnya masuk sungai terpolutan di dunia (sumber gambar: VOAIndonesia)


Sebenarnya bukan hanya tayangan tersebut yang mencantumkan nama Citarum sebagai "The world polluted rivers in the world". Sejak tahun 2003 nama Citarum juga sudah masuk daftar dengan urutan tiga teratas. Tak lama posisinya naik di urutan ke atas. Pada tahun 2019, posisi puncak digantikan oleh Sungai Gangga. Tapi jangan merasa senang dulu, karena Sungai Citarum hanya turun satu peringkat alias di urutan nomor dua.

Upaya Keras Membersihkan Sungai Citarum Patut Diapresiasi dan Ditiru
Gerah dengan predikat sungai paling kotor sedunia, maka Pemerintah Daerah beserta kelompok masyarakat berjuang keras untuk membersihkan Sungai Citarum sejak tahun 2018. Upaya ini tentunya sangat tidak mudah karena polusi air ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Mengubah kebiasaan masyarakat agar tak begitu mudahnya membuang sampah di sungai itulah yang utama. Demikian pula dengan sanksi keras bagi industri yang membuang limbah tanpa mengolahnya terlebih dahulu.

Sungai Citarum dulu merupakan sungai kebanggaaan. Kerajaan Tarumanegara pada awalnya disebut-sebut lokasinya berada di bantaran sungai. Air ini kemudian menjadi pasokan kebutuhan air masyarakat dengan dibuatnya salura-saluran air pada masa itu.

kerja keras itu membuahkan hasil. Di beberapa tempat sungai mulai terlihat lebih bersih. Sampah juga mulai berkurang. Upaya pembersihan ini harus terus dilakukan sembari menjaga agar kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai tidak lagi kembali.

Kerja keras membersihkan Sungai Citarum mulai menampakkan hasil (sumber gambar: Detik.com)


Upaya Pemda, TNI, dan masyarakat patut ditiru oleh kota-kota besar lainnya. Sebab, sungai memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia. Ia merupakan tempat hidup tanaman dan hewan air tawar. Ia menjadi sumber pembangkit tenaga listrik, dan juga pemasok air bersih.

Kini air bersih yang layak untuk minum disebut-sebut sebagai harta di dunia yang paling berharga, senilai dengan udara yang bersih. Air minum diperkirakan akan mulai langka dan bisa menjadi sumber konflik hingga pemicu perang pada masa mendatang. Yuk kita jaga sumber mata air kita agar generasi mendatang tetap bisa menikmati air bersih.

Selamat Hari Bumi!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline