Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Ke Pangkal Pinang Aku Akan Kembali

Diperbarui: 1 April 2020   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenangan dulu ke Pangkal Pinang (dokpri)


Ombak yang bersahabat, angin laut yang sejuk dan panorama pantai yang indah dengan bebatuan granit yang besar adalah kenangan yang berkesan ketika berkunjung ke Pantai Parai Tengiri di pulau Bangka. Pulau yang bertetangga dengan Pulau Belitung itu punya banyak pantai yang indah yang belum sempat kujelajahi.

Sedianya bulan September atau bulan Oktober aku berniat melancong ke Pulau Bangka. Aku memilih bulan ini karena umumnya bulan ini memasuki low season. Biasanya pelancong tak banyak pada bulan ini dan harga tiket pesawat juga umumnya lebih terjangkau daripada saat peak season.

Liburan itu masih baru rencana di awang-awang. Tapi siapa tahu bisa kesampaian. Setidaknya aku harus banyak berdoa agar pandemi segera berakhir dan tabunganku sudah cukup untuk berlibur nanti. Sambil menunggu masa-masa menyenangkan itu tiba maka aku akan menyusun rencana selama ke Pangkal Pinang dan daerah sekitarnya di Pulau Bangka.

Sekitar tahun 2012 aku pernah melakukan perjalanan dinas ke Pangkal Pinang. Oleh karena itu adalah tugas dari kantor maka tidak banyak waktu yang dapat kamu gunakan untuk menjelajah. Tapi karena jalanan tidak sepadat di Jakarta kami bisa menuju Mercusuar di Pantai Tanjung Kalian untuk melihat mercusuar yang legendaris dan bangkai kapal Vyner, Brooke, kami juga sempat menjelajah rumah pengangsingan Bung Karno di Pesanggarahan Muntok, dan bersantai menjelang matahari tenggelam di Pantai Parai Tengiri. Ya, baru hanya tiga tempat wisata yang kami kunjungi.

Masih ada banyak pantai yang belum kujelajahi. Jika liburanku bisa terlaksana bulan tersebut maka aku ingin menjelajahi minimal lima tempat berikut.

Yang pertama adalah Pantai Rambak. Wah pantai ini memiliki pasir pantai yang putih dan halus. Ia juga berhias batu granit yang menawan. Langitnya juga biru. Ini tempat yang sempurna untuk bermain air dan menikmati panorama alam.

Yang kedua adalah Pantai Panyusuk. Di sini pasirnya juga begitu putih dengan hiasan batu granit. Di sini juga terdapat perahu-perahu nelayan yang siap mengantar ke pulau-pulau kecil di sekitar, seperti Pulau Lampu dan Pulau Putri.

Pulau Putri Panyusuk yang indah (gambad: backpackerjakarta.com)


Nah berikutnya masih berkaitan dengan Pantai Panyusuk yaitu Pulau Putri yang indah. Di sini panoramanya sungguh memesona. Bisa puas foto-foto di sini atau sekalian berenang. Ombak yang bersahabat, pasir putih, dengan batu granit yang cantik.

Dua obyek berikutnya berada di sekitaran kota Pangkal Pinang. Aku ingin menikmati suasana petang jelang malam hari di Jembatan Emas Pangkal Pinang Bangka. Wah desain jembatannya keren tak kalah dengan yang ada di Palembang.

Berikutnya aku bisa menjelajah kelenteng dan masjid Kayu Tua Tunu di sekitaran Pangkal Pinang untuk berwisata heritage. Oleh karena kelenteng dan masjid tersebut telah berusia tua dan menyimpan sejarah.

Nah untuk hotelnya aku bisa memilih Cordela Hotel Pangkal Pinang yang lokasinya strategis di tengah kota. Ia tak jauh dari Museum Timah, Taman Sari, dan Alun-alun Taman Merdeka sehingga ke luar hotel aku bisa langsung berwisata ke tempat-tempat tersebut, berwisata alam mendapat udara segar, berwisata edukasi dan heritage dengan berkunjung ke Museum Timah yang menjadi salah satu ikon Bangka dan berwisata kuliner dengan mengeksplor mie Bangka yang terkenal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline