Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Pesan Tara Basro untuk Cinta dan Bangga Tubuh Sendiri

Diperbarui: 5 Maret 2020   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tata Basro melakukan kampanye cinta dan bangga tubuh sendiri (sumber gambar: pexels.com)

Media dan produk-produk kecantikan sudah lama membantu menanamkan di benak perempuan Indonesia. Cantik itu tinggi, langsing, berhidung mancung, berambut panjang, dan berkulit putih. Hingga kemudian kampanye itu mulai bergeser dengan berubahnya definisi kecantikan. 

Namun sayangnya, masih banyak body shaming dan kasus perundungan dikarenakan permasalahan bentuk badan. Oleh karenanya kampanye body positivity yang dilontarkan Tara Basro pun mendapat sambutan hangat.

Pada waktu aku masih kanak-kanak, teman-teman di sekolah dan di kampung suka mengejek dengan bahan fisik. Yang badannya kurus dipanggil cungkring, ada juga yang dipanggil sipit karena matanya kurang besar. 

Julukan lainnya tak kalah kasar seperti si gembrot, si tonggos dan sebagainya. Waktu itu aku ingat salah satu tetanggaku yang usianya sebaya kakakku menangis histeris. Ia mengamuk dan tidak terima dengan ejekan tersebut.

Body shaming memang masih sering kita dengar. Baik di lingkungan sekolah, di lingkungan kantor, maupun di pergaulan sehari-hari. Mungkin ada yang nampak biasa saja ketika dipanggil dengan julukan kasar itu, tapi siapa tahu sebenarnya ia sedih. 

Mungkin sedikit yang tahu ia sudah berusaha untuk diet dan olah raga dengan keras, tapi belum bisa menurunkan berat badan secara signifikan.

Yang menyedihkan apabila body shaming itu dilakukan secara terus-menerus sehingga seseorang merasa tertekan. Sudah ada beberapa kasus seseorang merasa depresi hingga melakukan percobaan bunuh diri karena tak tahan diejek oleh kawan-kawannya.

Memiliki tubuh yang ideal dan sempurna memang harapan seorang wanita. Tapi ada kalanya tubuh fisik sulit diubah. Lagipula definisi cantik itu relatif. Cantik juga tak harus putih, tinggi, dan berambut lurus panjang. Yang lebih penting adalah mencintai diri sendiri dan bersikap baik.

Pesan body positivity atau mencintai bentuk tubuh sendiri ini yang disampaikan oleh Tara Basro lewat akun media sosialnya ramai dibahas. Hal ini dikarenakan ada satu foto Tara yang dianggap pihak Kominfo cenderung vulgar dan di-take down. Banyak pihak yang pro dan kontra terhadap putusan Kominfo ini.

Untunglah dua foto lainnya tidak dihapus. Foto tersebut memerlihatkan Tara yang nampak santai dengan badannya yang sedang dalam kondisi 'kurang ideal' untuk definisi 'body goal' saat ini. Ia berkata bahwa ia mencintai dan bangga dengan tubuhnya apa adanya. Ia bersyukur dengan apa yang dimilikinya.

Pesan mencintai tubuh kita bukan berarti membiarkannya saja. Kita tetap berupaya menjaga tubuh kita agar selalu sehat dan bersih dengan berupaya berolah raga dan menyantap makanan sehat. Namun, berhentilah untuk terus mencela tubuh kita sendiri dan terus membanding-bandingkannya dengan orang lain. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline