Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Lemet Singkong dan Rebusan

Diperbarui: 1 Januari 2020   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lemet dan tahu berontak (dokpri)

Kadang-kadang hal yang sederhana bisa menjadi sesuatu yang istimewa karena memang rasanya yang enak atau memang momennya yang spesial. Ya, kadang-kadang suatu momen spesial tak harus diramaikan dengan sesuatu yang mahal. Hal-hal yang kecil dan nampak sederhana juga bisa mengesankan. Tak terkecuali hidangan jajanan sederhana, lemet singkong dan rebusan. 

Di sebuah kegiatan di Yogyakarta, setelah kami beraktivitas fisik kami dijamu dengan minuman dan aneka jajanan. Di dalam teko isinya adalah kopi dan teko lainnya adalah teh hangat. Kemudian di sebelahnya berjajar beberapa nampan bambu. Isinya beragam, dari kacang rebus, pisang rebus, tahu berontak, dan kue yang dibungkus daun pisang.

Tahap pertama aku mengambil teh hangat, tahu berontak, dan kue dengan bungkus pisang tersebut. Tehnya harum. Teh dengan daun teh hitam yang wangi dan sedikit gula.

Tahu berontaknya atau yang juga disebut tahu isi juga sedap. Isinya ada wortel dan tauge. bagian luarnya garing dan bagian dalamnya lembut. Disantap dengan cabe rawit makin menggugah selera. Sebagai penutup, aku membuka kue berbungkus daun pisang. 

Kupikir kue itu kue nagasari. Kue dengan bahan tepung beras yang di dalamnya terdapat isian pisang. Tapi dugaanku salah. Kue itu merupakan kue yang disebut lemet singkong atau lemet di kota Malang. Hanya bentuknya berbeda. Lemet ala Malang biasanya bentuknya seperti lontong kecil.

Kue lemet dulu sering kumakan di kota asalku. Biasanya kue ini masuk di daftar jajanan yang dijual di pasar dan sering menjadi salah satu kue hantaran. Kuenya berbahan baku singkong.

Singkongnya diparut halus lalu dicampur dengan kelapa parut, garam, dan sedikit gula. Lalu ditambahkan gula merah. Gula merah ini bisa dicampur dengan adonan singkong, tapi ada juga yang dipisah dan menjadi bahan isian. 

Kue lemet (dokpri)

Lemet singkong ini empuk dan memiliki tekstur sedikit kenyang. Ketika menyantapnya, aku jadi seolah-olah kembali menjadi gadis kecil yang tengah duduk di meja makan bersama nenekku yang baru pulang dari pasar. 

Baru pada tahap kedua, aku mengambil menu rebusan. Aku juga mengisi kembali gelasku dengan teh harum. Pisanng rebusnya empuk dan manis. Kacang rebusnya juga empuk. Sambil bersantap, aku pun kemudian larut dalam sebuah obrolan yang gayeng, tentang Yogyakarta dan hal-hal lainnya.

Rebusan juga enak buat camilan (dokpri)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline