Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

"The Song for Rain", Kisah Pertemuan Rubah dan Bocah Ketika Hujan

Diperbarui: 31 Desember 2019   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah persahabatan tulus yang menyentuh dalam


Konon pada saat hujan terjadi hal-hal yang menakjubkan yang jarang disadari. Demikian halnya dengan sosok rubah. Ada banyak dongeng tentang rubah berkaitan dengan hal-hal ajaib. Kali ini sosok rubah terlihat pada saat turun hujan di sebuah kota, tapi sepertinya ia sedang dalam kesulitan.

Hujan turun seolah-olah tak kunjung berhenti. Jalanan pun lengang. Mungkin seperti malam tahun baru ini. Bedanya saat itu belum malam hari dan seorang anak laki-laki tengah berjalan kaki menuju rumahnya. Ia mengenakan jaket dan membawa payung merah. Oleh karenanya ia tak takut hujan, bahkan nampaknya menikmatinya. Ia lincah berjalan sambil melompat-lompat riang. Lantas di sebuah sudut kota ia melihat sesuatu yang membuatnya tertegun.

Ia melihat sosok rubah. Rubah itu memiliki bulu cokelat keemasan. Ia nampaknya sedang melakukan sesuatu. Ia tak membawa payung. Si anak kecil itu pun tanggap. Ia memayunginya sambil mencari tahu apa yang sedang terjadi. Ia anak laki-laki yang berpikiran terbuka. Ia sepertinya tak takut atau mungkin tak tahu dongeng-dongeng tentang kutukan rubah.

Ketika melihat apa yang dilakukan si rubah, ia merasa kasihan. Rupanya si rubah mengumpulkan air hujan dengan kantung plastik kecil yang dimilikinya. Kantungnya bocor. Kasihan, upayanya nampak tak memberikan hasil. Si anak kecil tersebut lalu memutar otak. Kisah lengkapnya bisa Kalian tonton di animasi pendek berjudul "The Song for Rain". Kalian bisa menontonnya di Youtube secara cuma-cuma.


Sejak kali pertama menyaksikan animasi ini, aku tersentuh. Animasi berdurasi delapan menitan ini memiliki gambar dan cerita yang bisa dibilang sederhana. Tapi kesederhanaan inilah yang membuatku sentimentil.

Coretan gambarnya tidak seperti film animasi spektakuler saat ini yang menggunakan CGI. Kartun ini tampil sederhana dengan warna-warna yang nyaman di mata. Kekuatan animasi ini utamanya adalah narasinya yang memadukan kepolosan seorang bocah dan sebuah kisah yang bernuansa magis. Siapa nyana ada rubah yang berjalan dengan kaki belakang di dunia manusia. Kedua makhluk berbeda ini juga tak nampak takut satu sama lain dan langsung mudah bersahabat. Oh kepolosan anak-anak itu mungkin sebuah berkah karena kita jadi tak mudah berprasangka dan rela membantu tanpa memandang siapakah yang akan ditolong.

"The Song for Rain" yang ditulis dan disutradarai oleh Zheng Yawen ini dibuat tahun 2012. Hingga saat ini aku masih suka menontonnya dan kesanku sama. Aku terharu menyaksikannya. Persahabatan tulus bisa lahir dari mana saja dan kapanpun.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline