Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Obral Buku Sepi Pengunjung, Kalah dengan Keasyikan Berseluncur?

Diperbarui: 28 November 2019   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Obral buku kok sepi ya? (dokpri)

Siang hari jelang pukul dua belas, aku menuju perpustakaan. Hawa yang gerah dan sinar matahari yang terik berganti dengan sejuknya ruangan yang ber-AC. Sudah lama aku tidak mengunjungi gedung yang megah ini.

Ada rasa kangen untuk sekedar melihat-melihat suasana atau duduk-duduk sambil membaca majalah atau koran hari ini. Kemudian aku melihat buku-buku yang ditumpuk-tumpuk di luar. Wah ada obral buku.

Mataku langsung tertambat pada tulisan di sebuah papan. Wah harga bukunya minimal Rp 1000. Aku langsung tertarik.

Buku-buku yang diobral sebagian besar adalah novel percintaan, baik novel percintaan remaja hingga dewasa. Yang dijual Rp 1000 rupanya adalah manga. Kebanyakan manga bersambung dan harus membelinya minimal 10 buah. Aku batal tergoda.

Kemudian kulihat buku "Mangir" karya Pramoedya Ananta Toer. Diskonnya 'hanya' 20 persen dengan berbagai ketentuan. Kuhitung-hitung harganya masih lumayan dan kucek kantongku, duitku tak cukup.

Aku hanya membawa beberapa lembar uang ungu dan hijau, tak sampai Rp 50 ribu. Aku juga sedang tak membawa dompet karena memang tak berencana berbelanja.

Ada novel yang lumayan menarik perhatianku tapi diskonnya kurang jelas, apakah harganya jadi Rp 50 ribu atau Rp 30 ribu. Akhirnya aku batal karena ragu.

Setelah puas melihat buku ini itu dan membaca ringkasan bukunya di bagian cover belakang, aku malah tidak membeli apa-apa. Novel dan buku genre lainnya yang dijual Rp 10 ribu belum memikat hatiku. 

Tapi beberapa hari ke depan aku berniat kembali, karena rupanya ada bagian tumpukan buku yang belum kuperiksa.

Aku kemudian asyik membaca koran di sudut. Ada dua orang pengunjung bersamaku yang asyik memilih-milih majalah atau koran lalu membacanya.

Dari tempat dudukku aku bisa melihat bursa buku itu. Rupanya meski diadakan di perpustakaan dan banyak mahasiswa yang berlalu lalang bursa buku itu adem ayem. Tak banyak yang singgah atau bertahan lama di sekitaran bursa buku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline