Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Deftones, Band Rock Alternatif dengan Musik "Dark" dan Intimidatif

Diperbarui: 24 November 2019   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deftones telah bertahan selama tiga dekade (sumber: deftones.com)

Beberapa kali Spotify memasukkan lagu ini sebagai salah satu lagu yang direkomendasikan untuk kudengar. Preferensiku memang tembang-tembang cadas. Ketika lagu berjudul "Be Quiet and Drive" mengalun, sebuah momen dan nuansa masa lalu seperti terputar kembali. Masa-masa dunia musik begitu menyenangkan, ketika musik rock alternatif berjaya.

Aku ingat pernah menyukai lagu ini. Lagu terkenal dari band bernama Deftones. Lagu ini sangat kusuka sebagai theme song ketika melakukan perjalanan panjang atau ketika berlari pagi. "Be Quiet and Drive (Far Away)" ini memiliki distorsi khas lagu alternatif, dengan musik cadas yang menghentak dan gaya bernyanyi si vokalis, Chino Moreno, yang khas. Ia bernyanyi dengan gaya seperti bergumam dan seperti berdendang untuk dirinya sendiri. Kadang-kadang ia berteriak seperti meluapkan emosinya.

Lagu ini menjadi soundtrack film berjudul "Little Nicky" dan gim berjudul "Dave Mirra Freestyle BMX". Tembang ini memang cocok jadi soundtrack film atau acara tentang kebut-kebutan. Ketika mendengar lagu ini rasanga ingin berlari atau berkendara dengan laju kecepatan tinggi. Meski jika menilik dari liriknya bisa dimaknai banyak, salah satunya hubungan antar dua insan.


"Be Quiet and Drive (Far Away)" masuk dalam album kedua Deftones, "Around The Fur" yang dirilis sekitar tahun 1998. Menurutku album ini album terbaik Deftones. Dalam album ini juga terdapat hits berjudul "My Own Summer".

Tembang "My Own Summer" lebih cadas, sekaligus terasa seksi dengan nuansa yang suram. Lagu ini terpilih menjadi salah satu tembang soundtrack film "Matrix".

Video klip lagu ini menarik dan tidak umum pada masa itu. Dalam video klip personel band berada di tengah lautan. Kemudian si vokalis mencobai sensasi berada di sarang bawah laut dengan hiu yang siap memangsa.

Perasaanku ketika mendengar lagu ini rasanya ingin berlari kencang atau menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. Rasanya pas ketika aku memutar lagu ini selepas makan siang sementara pekerjaan sudah diburu-buru untuk segera diselesaikan.


Album berikutnya, "White Pony" memiliki tembang hits "Change (In The House of Flies)". Lagu ini laris menjadi tembang soundtrack, salah satunya tembang soundtrack film horor, "Queen of The Damn". Lagu ini memiliki nuansa suram sekaligus intimidatif. Di satu sisi terasa kelam, sisi lain nampak seksi dari cara Chino Moreno bernyanyi. Ia sangat pandai menciptakan cerita dan dinamika dalam membawakan setiap tembang sehingga tiap-tiap lagu terasa bernyawa.

Nuansa shoegaze lebih kental dalam album ini. Ketika mendengar lagu-lagu dalam album ini benak terasa melayang-layang, melamun. Lagu dalam album ketiga ini yang juga asyik adalah "Passenger", yang berkolaborasi dengan Maynard.

Keempat lagu ini sampai sekarang masih enak didengar. Masih terasa cadas, suram juga seksi. Hemmm jarang-jarang lagu rock memiliki kombinasi nuansa seperti itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline