Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Para Pemburu Diskonan

Diperbarui: 5 November 2019   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak yang rela antri demi mendapatkan promo (ilustrasi: pixabay)

Suatu petang aku berjanjian dengan pasangan di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Pramuka. Aku melihat ada beberapa tenant makanan yang antriannya begitu mengular. 

Wah ada apakah sampai mereka niat mengantri seperti itu? Di tenant lainnya juga ada antrian serupa, tapi kali ini sebagian besar yang mengantri adalah pengemudi ojek daring. Aku jadi teringat akan cerita kawanku. Mereka adalah para pemburu diskon kuliner. Dan, kadang-kadang aku jadi bagian dari mereka.

Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah pemburu diskon ini jauh meningkat. Yang dulunya enggan pun kini bisa jadi tergoda. Termasuk aku.

Adalah kawanku, sebut saja Nana, yang menggelorakan semangat berburu diskon ini. Ia masih muda. Usianya masuk generasi Z yang lebih sering terpapar gawai.

Hampir tiap hari menjelang makan siang ia mengumumkan diskon apa saja yang berlaku saat itu. Bisa diskon yang mengharuskan datang ke lokasi ataupun diskon dengan memanfaatkan aplikasi ojek daring. Biasanya untuk jenis promo antar, apabila  semakin banyak yang bergabung maka harga per porsinya plus ongkos kirim jadi jauh lebih murah.

Awalnya aku enggan untuk ikutan karena biasanya sudah membawa bekal makan siang dari rumah. Jikapun lagi malas memasak aku juga suka membelinya di kantin bawah. Mumpung masih ada promo cashback 30 persen dengan pembayaran menggunakan uang elektronik.

Aku kemudian bergabung di 'klub' pemburu diskon ketika merasai diskon yang besar di sebuah tenant masakan Jepang cepat saji. Kebetulan tenant tersebut lokasinya tak jauh dari tempat kerja.

Hanya berjalan kaki tak sampai 50 meter. Aku dan kawan-kawan pun bersemangat menuju lokasi diskon. Kami dengan gembira membawa 'harta' diskonan kami saat itu, dari yang Rp 43 ribu menjadi Rp 10 ribu.

Sejak itu si Nana kami juluki duta promo atau ratu diskon. Setiap hari kami menanyakan diskon hari itu. Hampir setiap hari ada saja diskon, hanya tenant-nya berubah. Kadang-kadang kopi susu kekinian, lain waktu jenis ayam-ayaman, waktu lainnya pizza, martabak, dan fast food.

Terhitung beberapa hari terakhir aku ikut aksi diskonan ini empat kali. Dua kali fast food masakan Jepang dan dua lainnya kopi susu. Godaannya memang sungguh menarik, pergelas kopi susu aren menjadi Rp 8 ribu dan harga fast food Jepang termahal jadi Rp 17 ribu per porsi.

Berburu Diskonan Jadi Konsumtif?
Sejak banyaknya diskonan ini pusat perbelanjaan dan tempat-tempat makan jadi ramai oleh pengunjung maupun pengemudi ojek daring. Di tempatku bekerja sudah tak asing lagi dengan berseliwerannya pengemudi ojek daring yang mengantarkan makanan.

Tak mau repot dengan antrian dan kemacetan, karyawan dan mahasiswa memanfaatkan jasa layanan pengantaran makanan. Apalagi dengan banyaknya diskonan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline