Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Menyesapi Nikmatnya Cokelat Hangat Produk Agrowisata Kakao-Kambing

Diperbarui: 26 September 2019   17:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses pengolahan kakao dari fermentasi hingga jadi bubuk cokelat (dokpri)

Hawa yang panas saat siang hari di Yogya tak menyurutkanku untuk ingin segera mereguk cokelat hangat. Aroma cokelatnya begitu menggoda. Apalagi cokelat ini merupakan produk yang dibuat sendiri oleh warga desa Nglanggeran. Wah rasa minuman cokelat hangat ini memang sesedap aromanya.

Ada begitu banyak varian minuman cokelat, dari yang hanya berupa bubuk cokelat, bubuk cokelat yang dicampur susu sapi, dan juga bubuk cokelat yang berkombinasi dengan susu kambing etawa dan kombinasi cokelat dan kopi. Wah aku jadi bingung memilih yang mana. Akhirnya aku ambil tiga varian untuk buah tangan dan untuk persediaanku di Jakarta.

Warga desa wisata ini rupanya kreatif. Olahan cokelatnya begitu ragam dan menggoda. Membuatku tergoda untuk belanja di Griya Cokelat ini.

Ada bubuk cokelat, minuman cokelat, onde-onde cokelat hingga bakpia cokelat (dokpri)

Produknya dibuat sendiri oleh para ibu dari desa Nglanggeran (dokpri)

Minum cokelat ditemani pisang cokelat, sedapnya (dokpri)

Ya, cokelat memang begitu sedap dan bisa diolah aneka rupa. Dari kakao bisa diolah menjadi amplang cokelat, onde-onde cokelat, permen cokelat, minuman cokelat segar dalam botol, dodol cokelat, kue kering cokelat, pisang cokelat, hingga bakpia cokelat. Hayo mau yang mana?

Bakpia cokelatnya cepat diburu dan ludes seketika. Rasanya memang beda. Tambahan cokelatnya membuat rasanya seperti ada unsur browniesnya dengan bagian dalam terasa kenyal.

Sedangkan di bagian luar, di gazebo, seorang ibu memeragakan cara membuat dodol. Bubuk cokelat dengan gula pasir dicampur lalu ditambahkan cairan dan tepung lalu diaduk-aduk hingga kental dan matang. Proses pengadukannya memakan waktu minimal dua jam.

Aromanya terasa manis dan cokelat. Sayang dodol yang segar itu belum begitu kental sehingga belum bisa dicoba.

Wah masih lama ngaduknya (dokpri)

Agrowisata Perpaduan Kakao-Kambing
Apa sih perpaduan kakao dan kambing? Apakah kambingnya rasa cokelat atau kakaonya dicampur susu kambing? Hehehe bisa jadi sih, tapi maksudnya bukan seperti itu.

Di dusun Nglangeran Kulon yang terletak di Patuk, Gunungkidul, sebelum terkenal sebagai desa wisata memang telah beternak kambing dan warganya berkebun kakao. Kegiatan ini kemudian menjadi salah satu atraksi yang ditawarkan ke wisatawan, melihat peternakan kambing peranakan etawa dan perkebunan cokelat.

Kambing ini selain nantinya dijual untuk kurban, juga diolah susunya. Susu kambing etawa memiliki peminat tersendiri.

Aku suka kakao kata si kambing (dokpri)

Sedangkan kotoran kambing diolah menjadi pupuk, untuk menyuburkan tanah yang digunakan untuk menumbuhkan kakao. Kakao yang ditanam ada dua jenis, kakao kuning dan kakao merah.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline