Omong-omong tentang masakan bebek, di Jawa Timur, khususnya Madura, adalah surganya. Ada begitu banyak pengusaha rumah makan bebek yang sukses.
Dulu yang paling dikenal adalah Bebek Sinjay. Tapi kini penantangnya, Bebek Songkem, terus membayang-bayanginya, dengan jurus pepes bebek pedasnya.
Dulu pelancong pulau garam harus mengantri berjam-jam untuk mengantri satu porsi bebek sinjay yang sedap. Tapi kini rumah makan bebek ini tak hanya terletak di dekat Suramadu, melainkan juga ada di Bangkalan Kota, dan di kota Surabaya dan Malang.
Kami berdua menikmati bebek Sinjay ketika berlibur ke Madura. Tak ada rencana, tiba-tiba kami ingin menyeberang lewat Suramadu menuju pulau keraban sapi ini.
Sepanjang jalan Bangkalan menuju pusat kota, kami lebih mudah menjumpai tempat makan bebek Songkem. Tapi kami bersikeras untuk merasai bebek Madura yang beken lebih awal dulu.
Oleh karena kami menyeberang Suramadu saat matahari terbenam, maka mau tak mau kami menuju cabangnya yang terletak di Jalan Mayjen Sungkono, Kota Bangkalan. Saat itu pengunjung sudah mulai berkurang, sehingga restoran yang cukup luas ini separuh melompong.
Di sini pilihan menunya hanya bebek goreng dan ayam goreng. Kami memesan dua paket bebek Sinjay. Satu paketnya dihargai Rp 27 ribu, yang terdiri atas nasi bebek goreng plus sambal pencit dan teh manis hangat.
Aku takjub memerhatikan betapa tangkasnya penjual melayani pesananku. Satu bagian dada bebek yang cukup besar, ditaruh di atas sepiring nasi putih yang telah dihiasi daun kemangi, mentimun dan sambal pencit.
Tak cukup dengan bagian dada atau paha, teman-temannya seperti ati dan ampela juga ikut menemani. Sebagai finalisasi dari hidangan ini, si hidangan menambahkan kremesan. Wow hidangan yang nampak begitu menggoda selera.
Perjalanan sering membuat nafsu makan berkurang. Tapi masakan di hadapanku berhasil menggugah nafsu makanku. Nasi putih yang hangat dipadukan dengan ampela yang empuk dengan disertai sedikit cocolan sambal yang pedas asam. Ooh sedapnya.
Sambal pencit alias sambal mangga ini agak berbeda dengan yang biasa kusantap. Pencitnya alias mangga mudanya dirajang halus sehingga lebih menyatu dengan sambalnya.