Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Merayakan Persahabatan Kucing dan Manusia Tiap 8 Agustus

Diperbarui: 14 Agustus 2019   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 8 Agustus ditetapkan sebagai hari kucing sedunia (dokpri)

Setiap tiba di rumah selalu ada yang membuat dadaku hangat. Kidut dan si Kecil menyapa di balik pagar. Rupanya mereka hafal jam-jam kedatanganku. Si Nero biasanya sudah tidur anteng di teras. Ia lalu bangkit mengendus-endus tasku. 

Ia juga tahu aku suka membawakan oleh-oleh buat mereka. Si Mungil tak mau kalah. Ia yang biasanya asyik bereksplorasi ke rumah-rumah tetangga langsung berlari kecil dan menyambutku. Ada empat makhluk berkaki empat dan berkumis panjang yang menyambutku.

Satu-persatu kucing kemudian mendekatkan badannya ke arahku. Mereka minta tubuhnya dielus-elus. Setelah itu mereka langsung ke tujuan. Meminta makanan. Lapar, makan siang yang kutinggalkan di teras sudah ludes tak bersisa. Jatah makan ketiga kalinya harus segera siap.

Sambil memandangi mereka yang asyik makan, aku mengingat-ingat kapan kali pertama bertemu mereka. Masing-masing dari mereka lahir di halaman rumah. Induk kucing mempercayakannya ke aku. Bayi-bayi kucing itu tumbuh. 

Mereka pejuang yang hebat sehingga bisa bertahan hingga besar seperti saat ini. Saudara-saudara mereka banyak yang telah meninggal sejak kecil. Ada yang karena sakit, lemah, dan ada juga yang tertabrak kendaraan.

Kini si Nero, kucing oren bandel, yang paling tua. Usianya November nanti lima tahun. Usia matang bagi seekor kucing. Nero sehat dan masih lincah. Ia menjadi kucing alpha di rumah dan sedang bersaing menjadi kucing alpha tingkat gang rumah.

Nomor dua adalah si Kecil yang usianya berkisar 1,5 tahun. Pertumbuhannya terhambat sehingga tubuhnya tetap seperti kucing remaja. Ia berwarna cokelat kehitaman.

Berikutnya adalah si Mungil alias Ponoc. Meskipun usianya sudah 8 bulan, ia tetap lebih suka dipanggil si Mungil daripada Ponoc. Bulunya tebal, blasteran kucing kampung dan anggora. Sedangkan ekornya bundel. Ia paling nakal, suka bereksplorasi.

Si bungsu saat ini adalah Kidut alias kecil imut. Kucing putih ini baru empat bulanan. Ia super lincah. Jika pintu depan terbuka ia langsung lari kencang menuju arahku.

Kucing-kucing sudah seperti anggota keluargaku. Jika salah satu ada yang sakit, aku ikut merasa resah. Saat kami berdua pergi lama, maka makanan mereka kutitipkan ke satpam sehingga mereka tak pernah kelaparan.

Kucing bagi manusia adalah sahabat. Mereka memang saat ini sudah malas mengejar tikus. Mereka juga kadang-kadang nakal, mencakari sofa atau pipis sembarangan menandai daerahnya. Tapi mereka menggemaskan dan penyayang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline