Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Iko Uwais Berhasil Bikin Dave "Drax" Bautista Kewalahan dalam "Stuber"

Diperbarui: 26 Juli 2019   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stuber yang brutal tapi juga kocak | Dokumen: IMDb/20thCenturyFox

Gara-gara ada Iko Uwais di jajaran pemerannya, aku jadi penasaran dan tertarik menyaksikan film berjudul "Stuber". Film ini telah dirilis sejak Rabu, 24 Juli 2019. Namun sayangnya euforianya tidak seperti film Iko Uwais sebelumnya, "Mile 22". Tidak semua bioskop di Jakarta memutar film ini. Apakah filmnya buruk, aku bertanya-tanya. Wah mending menyaksikannya langsung baru bisa memberikan penilaian. Ternyata lumayan menghibur.

Film "Stuber" diawali dengan misi penangkapan gembong narkoba, Oka Teijo (Iko Uwais) oleh dua detektif, Victor Manning (Dave Bautista) dan Sara Morris (Karen Gillan). Dalam proses pengejaran, Sara terbunuh. Kejadian ini membuat Victor terobsesi untuk membalas dendam kematian partnernya pada Teijo.

Enam bulan kemudian kasus ini akan diserahkan ke FBI. Victor yang melakukan operasi mata, memerlukan waktu untuk memulihkan kondisinya. Tapi ia mengurungkan niatnya setelah mendengar Teijo akan beroperasi lagi. Maka setelah upayanya menyetir dengan mata kabur membawanya ke kekacauan maka ia pun menggunakan taksi daring. Seorang pengemudi yang ingin mendapat bintang lima, Stu Prasad (Kumail Nanjiani) pun menerimanya.

Stu merasa terjebak ketika kemudian ia mengetahui penumpangnya tak seperti penumpang pada umumnya.  Ia dipaksa Vic untuk membantunya berburu bandar narkoba. 

Ada anjing segala yang kemudian ikut menjadi penumpang Stu | Dokumentasi: IMDb/20thCenturyFox

Ia mengalami dilema antara segera datang menemui wanita yang dicintainya atau menuruti kemauan penumpangnya demi mendapatkan bintang lima. Sementara itu Victor semakin dekat dengan targetnya.

Komedi Dewasa yang Getir
"Stuber" menurutku tak seburuk seperti yang diungkapkan berbagai kritikus mancanegara. Aku memberinya skor 6,5. Filmnya tidak istimewa dan ada beberapa kekurangan. Tapi ada juga sesuatu yang menarik dari film ini, selain kehadiran pemain film asal Indonesia.

"Stuber" bukan jenis film yang bakal disukai banyak kalangan. Filmnya jelas memiliki segmentasi pasar tersendiri. Ia memiliki unsur komedi yang getir, dialog dewasa yang agak vulgar, dan adegan penuh kekerasan. Alhasil ia punya rating 'R'. 

Menonton 'Stuber' ini mengingatkanku pada "Free Fire" yang brutal tapi juga kocak. Oh ya jarang-jarang Disney mendistribusikan film dengan rating "R", meskipun filmnya bukan diproduksi oleh Disney sendiri, melainkan oleh 20th Century Fox yang telah diakuisisi Disney.

Dalam film ini, chemistry antara Dave Bautista dan Kumail Nanjiani enak disimak. Keduanya di film memiliki karakter yang kontras. Dave sebagai Victor memiliki perangai kasar, egois, dan suka main fisik. Sedangkan Kumail sebagai Stu adalah sosok yang sopan, tidak pandai mengungkapkan perasaannya, dan taat terhadap nilai-nilai universal. Sepanjang film mereka mengalami perkembangan karakter.

Dari segi cerita, plotnya sederhana dan mudah ditebak. Akting dan duet Kumail dan Dave lah yang memberikan kontribusi besar dalam cerita. Sebenarnya akan lebih maksimal apabila alur ceritanya juga diperhatikan. 

Iko menjadi penjahat berbahaya yang tengil | Dokumentasi: IMDb/20thCentury Fox

Bagaimana dengan Iko Uwais? Di sini porsi adegannya lumayan, meskipun tidak begitu sering muncul. Perannya agak berbeda dengan film-film Iko sebelumnya. Ia jadi penjahat yang brutal tapi juga tengil. Penampilannya juga mencolok di kalangan pemain lainnya, kulit sawo matang dan rambut pirang. Minusnya latar belakang sosoknya kurang tergali sehingga gambaran kejahatannya kurang terlihat.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline