Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

"Lion King" Hanya Mengandalkan Kekocakan Timon dan Pumbaa?

Diperbarui: 18 Juli 2019   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Simba mendapat dua kawan baru, Pumbaa dan Timon | Dokumentasi: IMDb/Disney

"Hakuna Matata" - Timon dan Pumbaa

Senangnya mendengar lagi  frase "Hakuna Matata" di film remake "Lion King (2019)". Apalagi diucapkan oleh warthog alias babi liar Afrika bernama Pumbaa dan meerkat bernama Timon yang kocak. Kehadiran duo kocak ini berhasil mengubah film "Lion King 2019" menjadi menarik dan menghibur setelah sebelumnya penonton seolah-olah hanya mendapat sajian indah pemandangan ala dokumenter flora fauna yang sayangnya terasa  hampa.

Hakuna Matata dalam film diterjemahkan jangan kuatir. Motto ini diperkenalkan oleh Pumbaa dan Timon kepada Simba kecil yang tengah berduka dan gundah karena merasa bersalah. Adegan ini tak jauh beda dengan versi film animasi "Lion King"yang dirilis tahun 1994.

"Hakuna Matata" sebenarnya merupakan simbol keberuntungan. Frase ini diangkat dari bahasa Swahili, Afrika Timur, yang bermakna tidak ada masalah. Pumbaa dan Timon merasa motto ini sesuai dengan jalan hidup yang mereka pilih di mana mereka tidak perlu merisaukan masa lalu dan menjalani masa kini dengan gembira dan tidak ada rasa cemas.  Simba tertarik dengan motto ini dan kemudian ikut-ikutan menggunakannya.

Duo Pumbaa dan Timon memang kocak dan berhasil menghidupkan cerita. Keduanya memiliki karakter yang jenaka, polos, dan bersahabat. Dua karakter ini masing-masing diperankan oleh komedian Seth Rogen ("The Disaster Artist" dan "Long Shot") dan Billy Eichner ("The Angry Birds Movie". Aku puas tertawa apabila keduanya berdebat atau ketika bernyanyi dengan lirik yang lucu. Menggemaskan. Latar belakang Pumbaa juga ternyata bikin geli.

Tapi apakah "Lion King 2019" ini hanya mengandalkan duo Pumbaa dan Timon? Selain duo tersebut sebenarnya juga ada karakter kocak lainnya yakni burung enggang paruh merah yakni Zazu dan hewan-hewan lainnya yang hidup di hutan tempat tinggal Pumbaa.

Zazu si enggang juga kocak | Dokumentasi: IMDb/Disney

Cerita remake "Lion King 2019" ini sangat mirip dengan "Lion King" yang dirilis tahun 1994. Hanya tampilannya yang beda, dulu animasi klasik dan yang sekarang menggunakan teknologi CGI atau yang  lebih suka disebut photorealism oleh si sutradara, Jon Favreau, sehingga nampak nyata. Hal inilah yang membuat fans Disney jadi ingin membandingkan.

Dikisahkan Simba berduka karena ulahnya membuatnya kehilangan ayahnya, Raja Mufasa. Ia pun kemudian melarikan diri karena merasa bersalah. Ketika ia hidup bahagia bersama kawan-kawan barunya, ia dihadapkan kenyataan bahwa rakyatnya memerlukan dia. Ada kekacauan di kampung halamannya dan ia harus bertindak.

Gambarnya memang indah. Benar-benar seperti nyata. Tapi hal ini malah seolah-olah jadi bumerang. Film "Lion King" versi 2019 ini malah jadi seperti film dokumenter flora dan fauna. Agak terasa datar dan hampa, berbeda dengan versi original-nya. Lagu-lagu yang mengisi film, di mana beberapa di antaranya dibawakan Beyonce Knowles, juga terasa kurang megah. "Can You Feel The Love Tonight" jadi terdengar biasa saja.
 
Hal ini beda dengan yang kurasakan ketika menonton film Jon Favreau yang mirip-mirip dengan "Lion King" yaitu "The Jungle Book" yang dirilis tahun 2016. Meskipun semua hewannya juga rekaan komputer tetapi film ini lebih memiliki emosi dan jiwa. Oh ya setelah menonton "Lion King" ini ada beberapa bagian yang jadi terasa mirip dengan "The Jungle Book"

"Lion King" menawarkan visualisasi yang epik dan menawan tapi filmnya terasa agak hampa dan kurang berjiwa. Tapi untunglah masih ada duo Timon dan Pumbaa  yang menghidupkan cerita"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline