Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Agar Wanita Karir Lebih Hemat Energi Urus Rumah Tangga

Diperbarui: 10 Juli 2019   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum atau seusai kerja, aku menyempatkan untuk menjalin koneksi dengan kucing-kucing di rumah (dokpri)

Tak sedikit wanita karir yang juga mengurus pekerjaan rumah tangga. Aku menjadi salah satunya. Aku perempuan rumah tangga sekaligus tengah mengarungi karir sebagai konsultan TI penuh waktu. Perlu tips dan trik sendiri agar bisa sukses bekerja dan pekerjaan rumah juga tak terbengkalai.

Omong-omong aku merasa pekerjaan kantoran tak seberat pekerjaan rumah tangga. Di kantor paling yang bikin pusing adalah urusan transportasi. Kemacetan memang bisa mengurangi mood dan tenaga. Paling-paling di kantor pekerjaan yang kulakukan adalah mengikuti rapat dan kemudian melakukan pekerjaan analisa sesuai porsi tugas di tiap proyek.

Energi di kantor banyak tersedot di urusan berpikir memikirkan solusi yang cocok bagi klien di bidang teknologi informasi. Namun, ketika aku berada di rumah maka pekerjaan rumah tangga tidak hanya menyedot pikiran tapi juga tenaga. Pekerjaan ini jika dihitung cukup banyak sehingga kucicil,  kulakukan sebelum dan setelah bekerja.

Nero membawa teman-temannya sehingga jatah makanan buat kucing jadi bertambah (dokpri)

Di antara berbagai pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, memasak, mencuci, dan menyeterika, maka yang paling menyita tenaga dan membosankan adalah pekerjaan yang berurusan dengan pakaian kotor. Urusan pakaian ini dari proses mencuci, menjemur pakaian, hingga proses menyetrikanya. Aku memerlukan waktu rata-rata sekitar 10 jam seminggunya untuk melakukan pekerjaan ini, dengan proses mencuci paling banyak. Tapi kini, untunglah waktu untuk melakukannya jadi berkurang banyak.

Waktu favoritku mencuci pakaian adalah sebelum berangkat kerja. Biasanya pakaian kerja putih dan berwarna kupisahkan. Pakaian kerja pasangan pernah kelunturan, gara-gara aku menjemurnya berdekatan dengan pakaian yang mudah luntur. Sejak itu, aku juga memisahkan lokasi menjemur pakaian agar tidak bersentuhan.

Setelah aku bangun, sebelum menyapu dan membersihkan rumah maka aku memilah-milah pakaian ke dalam ember. Ada dua ember untuk baju putih dan berwarna. Setelah kuberikan deterjen cair maka aku pun meninggalkannya dan beralih ke pekerjaan rumah tangga lainnya.

Baju dipisahkan dulu di ember berbeda (dokpri)

Yang bikin kesal ketika bagian kerah baju punya suami kotornya membandel dan juga baunya itu apek banget. Untuk membantu membersihkan dari noda maka aku oleskan deterjen cair di bagian noda tersebut dan membiarkannya. Untuk menghilangkan baunya aku percayakan pada deterjen Attack Anti Bau.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Matahari bersinar semakin terang. Kucing-kucing sudah meminta makan, membuatku terdistraksi. Aku pun menyiapkan makanan kucing lalu memasak nasi dan bersiap menyiapkan bekal.

Kini waktunya proses mencuci dan membilas. Biasanya pada hari-hari biasa aku mencuci dengan tangan. Baru jika cucianku sangat banyak dan ukurannya besar seperti selimut, seprai, dan sebagainya, maka aku baru menggunakan mesin cuci. Lebih hemat dan cepat.

Baju kaus digulung biar lebih rapi dan tidak makan tempat (dokpri)

Semenjak menggunakan deterjen Attack Anti Bau varian Hygiene + Protection proses mencuci jadi makin mudah dan cepat. Kerah baju yang kotor tinggal kukucek sebentar maka noda pun menghilang. Bau keringat, apek atau bau-bau tidak sedap lainnya hilang digantikan wangi yang lembut dan segar.

Aku tak perlu lagi melakukan proses menambahkan pewangi karena wangi deterjen ini sudah cukup. Aku tinggal membilas dan memerasnya dengan tangan. Siap deh dijemur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline