Apabila selama ini aku pernah mengikuti tantangan 30 hari menulis di blog, maka rasanya kurang komplet apabila aku juga takmengikuti tantangan membaca buku. Bagaimana jika aku menantang diriku untuk membaca buku selama 30 hari? Tidak harus satu buku satu hari, melainkan terus membaca, apapun yang sedang ingin kubaca, baik karya fiksi dan nonfiksi, dan kemudian coba mengulas atau merangkumnya.
Tantangan yang kubuat untuk diriku sendiri ini terinspirasi dari artikel di Kompasiana berjudul "Tantangan Membaca 100 Buku Sebelum Mati" yang ditulis oleh Pak Bambang Trim. Ketika melihat daftar yang disodorkan oleh The Guardian dan Tempo tentang 100 buku yang kiranya perlu dibaca untuk mengenal dunia dan juga mengenal negeri sendiri, seperti yang disebutkan di artikel Pak Bambang, maka aku menjadi malu.
Dari 100 buku karya sastrawan dunia, aku baru membaca 22 dari 100 buku tersebut. Sebagian besar kubaca dari versi terjemahan, hanya beberapa yang kubaca dari bahasa aslinya. Sedangkan dari 100 catatan dan buku yang disarankan oleh Tempo, tidak sampai 20 yang sudah pernah kubaca. Paling banyak dari daftar Tempo tersebut adalah karya fiksi karya pujangga lama dan baru seperti "Salah Asuhan", "Layar Terkembang", dan juga buah pemikiran karya Wiji Thukul, berjudul "Aku ingin Jadi Peluru". Wah utang membacaku masih banyak.
Tentunya dalam tantangan 30 hari membaca buku ini aku tidak wajib membaca buku dan catatan yang ada di daftar tersebut. Pasalnya banyak di antara rekomendasi tersebut adalah buku klasik dan juga buah pemikiran yang agak sulit dijumpai. Tapi siapa tahu nanti aku beruntung menemukannya.
Dalam melakukan tantangan ini aku hanya membaca koleksi bukuku yang belum pernah kubaca. Masih ada sekitar 30-an buku yang kukumpulkan dari promo, diskon, atau hadiah dari kawan yang belum kubaca. Beberapa di antaranya malah masih bersampul plastik. Jika aku merasa kurang tertarik untuk membacanya aku bisa mengakses koleksi perpustakaan daring, yang koleksi bukunya juga banyak yang bagus.
Aku memulai tantangan 30 hari membaca buku ini sejak Sabtu lalu, 22 Juni 2019. Baru dua buku yang kubaca tuntas, "Hujan Bulan Juni" yang berupa novel karya Sapardi Djoko Damono dan "Rahasia Sukses Sepanjang Jaman" karya Robert Collier. Selama 30 hari membaca ini targetku tak muluk-muluk, yakni bisa membaca sekitar 10 buku dan memahami isinya, syukur-syukur bisa menulis ulasan atau membuat rangkumannya. Dulu aku pernah melakukan ini ketika aktif mengisi blogku di KeblingerBuku. Sudah lama aku tak memutakhirkan isinya, kayaknya gara-gara kebanyakan membaca artikel daripada membaca buku.
Kegiatan membaca memiliki kaitan dengan kemampuan menulis. Semakin banyak membaca umumnya kosakata yang dimilikinya bertambah, pengetahuannya pun juga bertambah, sehingga referensi tulisannya semakin kaya. Seorang dosen yang kukenal berkata bahwa semakin banyak referensi jurnal dalam karya akhirnya maka akan semakin bergizi hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa tersebut.
Tantangan membaca buku ini akan berakhir pada 20 Juli mendatang. Aku tak membuat daftar buku yang akan kusimak, melainkan memilihnya secara spontan. Setiap pekan rasanya aku perlu untuk mengevaluasi apa yang telah kubaca tersebut, mudah-mudahan memberikan manfaat bagiku, selain sebagai hiburan. Kalian juga bisa mengikuti tantangan ini, biasanya jika ada temannya maka akan lebih bersemangat untuk melakukannya, daripada dilakukan sendirian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H