Si Nero hari itu bikin kesal. Ia sedang tidur ayam di dapur setelah makan kenyang dengan kepala ikan tongkol. Sisa makanannya di wadah kemudian ada yang mengendus-endus. Seekor tikus remaja, ukurannya sedang. Aku menyaksikan drama tersebut dari ruang depan. Wah sebentar lagi bakal ada perburuan besar nih, Nero menangkap tikus pencuri. Tapi ruang dapur tetap sepi. Kulihat tikus itu asyik makan dan Nero membiarkannya. Ia malah asyik meregangkan badan dan kemudian menguap lebar.
Apakah kucing di rumahmu masih suka makan tikus?
Aku pernah menjumpai bangkai tikus di halaman. Tikus itu dibunuh seekor kucing betina yang suka singgah di halaman rumah. Tikus itu hanya terbujur kaku, tapi tak disentuh alias tak disantap oleh kucing betina tersebut, demikian juga dengan kucing-kucing lainnya.
Memang aku pernah menjumpai ada tikus yang disantap oleh kucing, tapi sangat jarang terjadi. Mungkin kucing itu sangat kelaparan atau ia jenis kucing yang belum terkontaminasi dengan gaya kucing kota yang cenderung manja.
Sembari memikirkan lokasi pembuangan bangkai tikus, pasangan kulihat malah sibuk mencangkul tanah. Ia memakamkan tikus tersebut, berdekatan dengan makam para kucing yang meninggal di lingkungan rumah. Eh tikus juga dikubur? Aku keheranan. Ia menjawab singkat, tikus juga makhluk hidup. Benar juga ya, meskipun tikus dianggap kotor dan sumber penyakit, ia tetap makhluk hidup.
Kembali ke masalah kucing dan tikus. Kucing-kucing rumahan yang kupelihara semakin pemalas jika dibandingkan kucing-kucingku masa kecil. Biasanya anak kucing dan kucing betina yang masih telaten menjaga rumah, daripada kucing jantan. Mereka masih mau berpatroli agar rumah aman dari lipas dan tikus. Tapi entah kenapa mereka kini semakin pemalas, suka cuek jika ada tikus lewat. Paling-paling hanya ditakut-takuti agar tak masuk rumah atau nongol jika sedang ada aku.
Beberapa kucing yang kukenal baru rajin berburu tikus jika kumarahi atau sedang bingung cari kado buatku. Jika aku baik ke mereka dan mereka ingin membalasku, mereka pun kemudian mencari kado murah meriah, kado berupa tikus. Ketika asyik membaca buku di ruang depan, tiba-tiba ada kucing betina mengetuk jendela dengan cakar depannya. Ia memamerkan tikus yang baru mati digigitnya. Beberapa kali aku juga menemukan bangkai tikus di alas kaki sebagai hadiah buatku.
Ada Banyak Makanan Enak, Kenapa Harus Makan Tikus?
Jawaban dari fenomena kucing-kucing yang mulai malas menyantap tikus yaitu mereka kini punya banyak alternatif makanan. Ada banyak rupa makanan kucing dari yang biasa diterima kucing kampung seperti nasi plus ikan, juga pakan kucing kemasan seperti pelet atau yang basah seperti ikan sarden. Di toko makanan kucing juga ada snack kucing dan susu buat kucing. Alhasil kucing makin dimanjakan. Sudah banyak makanan enak, kenapa harus makan daging tikus yang tidak enak? mungkin itu kalimat yang dilontarkan kucing-kucingku.
Tapi aku masih geregetan melihat Nero yang santai saja membiarkan tikus bermain dengan makanannya. Jangan-jangan efek dari malas makan daging tikus itu juga membuat si kucing jantan ini ogah untuk berburu. Daripada energi habis mengejar tikus mending berolahraga berkelahi dengan sesama kucing, setelah itu minta makan dan tidur pulas deh.
Wah kalau semakin banyak kucing malas seperti Nero apakah ini berarti naluri dan insting kucing sebagai pemburu tikus mulai mati ya? Entahlah. Atau jangan-jangan kini ada episode baru, kucing dan tikus sekarang bukan lagi bermusuhan, melainkan berteman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H