Ada aktivitas yang berbeda kulakukan saat pulang kerja pada hari biasa dibandingkan ketika bulan Ramadan. Pada hari di luar Ramadan, biasanya aku istirahat dulu beberapa saat sebelum mandi dan beribadah, baru kemudian mulai memasak. Akan tetapi pada bulan Ramadan ini aku bergegas memasak usai tiba di rumah.
Tahun ini ada kebijakan baru di kantor kami. Apabila pada tahun-tahun sebelumnya kami bisa pulang pukul 15.00 WIB pada saat Ramadan, tapi kini baru bisa keluar kantor di atas pukul 16.00 WIB. Jika beruntung aku bisa sampai di rumah pukul 17.00 kurang tapi jika jalanan sedang macet-macetnya aku baru pukul 17.00 WIB tiba. Wah dengan hanya waktu sekitar 45 menit aku seperti kejar-kejaran dengan waktu untuk menyiapkan hidangan berbuka.
Bak mengikuti lomba memasak, aku segera menanak nasi lalu melihat bahan makanan yang tersedia di kulkas. Untunglah pasangan tak begitu pusing soal makanan. Asal ada sayuran dan sambal biasanya ia tak protes dengan masakanku.
Ya waktunya membuat sambal. Aku merebus bawang merah, bawang putih,dan cabe. Sambil menunggu bumbu itu lunak, maka aku memotong sayuran. Dari bahan yang ada, maka aku bisa membuat jenis sayur yang cepat, yaitu tauge tahu atau sayur sop. Jika waktu tak cukup untuk memotong sayuran, maka aku hanya bisa memasak sayur wortel bakso. Bumbunya juga sederhana, hanya terbatas pada bawang putih dan merica.
Sayur pun kurebus hingga mendidih dan wortelnya empuk, aku lalu membuat tempe tepung dan kemudian menggoreng telur. Sambil menunggu gorengan matang maka aku mengulek cabai, bawang merah, dan bawang putih. Biasanya kutambahkan ebi dan sedikit gula merah agar rasanya lebih sedap.
Waktu yang tersisa tinggal sedikit. Aku hanya punya waktu menyiapkan minuman. Biasanya pasangan suka akan teh manis hangat. Atau jika cuaca panas maka kami berdua suka susu putih dingin.
Ya hidangan sederhana pun siap. Lauk tak penting mewah karena puasa bagi kami bertujuan agar kami lebih rendah hari dan lebih menghargai apa yang kami miliki. Ya sekali-kali makan enak sih tak apa-apa, tapi tak harus memaksakannya setiap hari untuk menu berbuka.
Hidangan berbuka puasa yang kusediakan bakal lebih komplet pada akhir pekan. Pasalnya, aku punya cukup waktu untuk memasak. Saat itu aku bisa memasak yang kuinginkan, sambal udang, sayur asem atau sayur lodeh, ikan goreng atau cumi tepung dan sebagainya.
Kadang-kadang aku juga membuat kue kering. Waktu berpuasa ini membuatku lebih sering berlatih memasak secara praktis dan cepat. Karena mulai terbiasa memasak serba cepat, aku jadi lebih bisa memperkirakan waktu yang diperlukan agar makanan matang. Aku jadinya merasa lebih menghargai waktu.
Memperbanyak Menulis dan Menggambar
Pada waktu senggang usai sholat Ashar ketika sedang memasuki jam-jam rawan mengantuk, biasanya aku mulai menulis artikel. Biasanya temanya sporadis. Baru ketika mood aku menulis berdasarkan tema samber hari itu. Jika sedang enggan, aku pun menulis bebas. Tentang kucingku, tentang musik, tentang apa saja yang terbersit di benakku.
Jika benar-benar tak mood menulis, maka aku pun mulai menggambar. Kawanku memiliki pensil warna lengkap. Aku suka meminjamnya untuk menggambar. Aku tak pandai menggambar. Aku menggambar apa saja yang ingin kulakukan. Mewarnainya pun bebas. Alhasil kegiatan ini membuatku rileks. Usai menulis atau menggambar aku siap berjibaku di jalan, menerjang kemacetan dan mulai bergegas memasak.