Sebelum Iblis Menjemput memang patut disematkan sebagai film horor yang ditunggu tahun ini. Bahkan, bisa jadi film horor besutan Timo Tjahjanto ini menjadi kandidat film horor terbaik tahun ini.
Tentunya bukan karena film ini diisi dua aktris muda jelita, Pevita Pearce dan Chelsea Islan, melainkan cerita dan nuansanya yang membuat penonton merasa tidak nyaman dan deg-degan sejak menit pertama.
Dikisahkan Lesmana (Ray Sahetapy) pada masa lampau melakukan sebuah ritual yang membuatnya kaya raya secara mendadak. Namun, kekayaan itu tak selamanya membuat hidupnya bahagia.
Istri pertamanya kemudian dikabarkan tewas secara mengenaskan. Ia pun kemudian menikah lagi dengan mantan artis ternama (Karina Suwandi) yang telah memiliki dua anak, Maya (Pevita Pearce) dan Ruben (Samo Rafael), membuat putri kandungnya, Alfie (Chelsea Islan) merasa terpinggirkan dan berbalik membenci dirinya.
Sepuluh tahun kemudian roda pun berputar. Satu-persatu usahanya kolaps. Lesmana pun di ambang kebangkrutan. Ia juga diserang penyakit yang janggal. Pada saat itulah Alfie dipertemukan kembali dengan ayahnya. Di rumah sakit tersebut ia bertemu dengan kedua saudara tirinya yang tak akur dengannya, juga ibu tirinya yang dibencinya.
Rumah villa menjadi bahan pembicaraan keluarga tirinya, membuat Alfie jenggah. Ia pun penasaran dengan nasib villa yang tak pernah lagi dijenguknya. Di sana ia bertemu dengan ibu tiri dan ketiga saudara tirinya.
Ibu tirinya bernafsu menemukan benda berharga di sana. Namun, rupanya ada sesuatu di sana yang memang menginginkan semuanya berkumpul hingga iblis menjemput mereka satu-persatu.
Perpaduan Slasher, Cult, dan Horor Klasik
Film ini ramai diperbincangkan sejak lama. Jarang-jarang dua aktris muda berbakat, Pevita Pearce dan Chelsea Islan ada dalam satu layar dan bermain di ranah horor. Bahkan Sebelum Iblis Menjemput merupakan proyek horor pertama kedua aktris cantik ini.
Ketika melihat sutradaranya Timo Tjahjanto yang akhir-akhir ini sering berduet dengan Kimo Stamboel dan menyebut diri mereka Mo Brothers, aku agak ragu untuk menonton film ini. Mo Brothers lebih dikenal dengan genre slasher atau horor jagal. Film mereka yang paling populer adalah Rumah Dara yang banyak adegan sadisnya yang bikin mual. Headshot yang bergenre laga juga banyak mengumbar adegan brutal yang berdarah-darah.
Balda, kompasianer, yang telah menonton saat Gala Premier meyakinkanku filmnya tidak sebrutal Rumah Dara dan level horornya mencekam. Okelah akhirnya aku hari ini pun menontonnya sendirian sepulang kerja. Dan kemudian yang terjadi adalah aku merasa tersiksa sepanjang menontonnya. Ada keinginan agar filmnya cepat-cepat berkesudahan. Namun, dengan alasan penasaran, aku pun setia menontonnya dengan sesekali mengintip di sela-sela jari tangan ketika level seramnya memuncak.