Siapa nyana film animasi berjudul "Lady and The Tramp" telah melewati separuh abad. Jalan cerita dan kualitas animasinya masih enak dinikmati hingga kini. Film tentang romansa dua anjing beda 'kasta' ini menjadi pilihan nobar KOMiK kali ini (Minggu, 11/3) bekerja sama dengan Disneysia.
Kompasianers movie only enthusiast klub alias KOMiK telah beberapa kali menghelat even di tempat nonton alternatif selain bioskop. Yang pernah saya ikuti di antaranya nobar di Goethe dan nonton layar tancap di Taman Ismail Marzuki. Seru dan pastinya pengalamannya berbeda dengan nonton di bioskop komersil.
Nah baru kali pertama ini Komikers merasakan nobar di mini theatre Perpustakaan Nasional. Letaknya di lantai delapan Perpusnas. Rupanya seru juga nobar di sini. Tempatnya nyaman, kapasitasnya lumayan besar, yakni sekitar 30 orang. Kali ini acaranya adalah seseruan bareng Disneysia. Karena menggandeng Disneysia, maka filmnya pun dipilih salah satu film ikonik Disney. Lady and The Tramp dipilih karena temanya masih relevan hingga kini dan film ini menjadi salah satu film Disney yang laris hingga dibuat sekuelnya.
Aku belum pernah menonton filmnya, tapi punya komiknya yang lebih tertuju ke anak Lady and The Tramp, yaitu Berandal. Sepanjang film aku mengapreasi kualitas gambarnya yang indah, tak kalah dengan film animasi masa kini. Memang sih film rilisan 1955 ini direstorasi pada tahun 2006, tapi tentunya kualitas gambarnya tak jauh beda dengan sebelumnya.
Film Lady and The Tramp berkisah tentang sosok anjing bernama Lady. Ia memiliki majikan yang kaya raya dan dibesarkan di lingkungan yang nyaman berkecukupan. Ia punya dua sahabat, Jock dan Trusty yang juga dari lingkungan yang sama.
Masalah mulai hadir ketika Lady merasa majikannya, Jim Dear dan Darling, memerlakukannya berbeda. Dua sahabatnya berkata bisa jadi akan ada bayi di keluarga mereka. Tiba-tiba ada seekor anjing gelandangan, Tramp, ikut nimbrung dalam perbincangan mereka. Ia mengingatkan Lady agar was-was terhadap bayi. "When baby moves in, the dog moves out". Lady pun mulai panik. Apalagi ketika bibi Jim datang membawa dua kucingnya.
Ada banyak pesan moral menarik yang bisa diambil dari film ini. Seperti cinta hadir meskipun beda 'kasta', jangan menilai seseorang hanya berdasar penampilan, serta pentingnya persahabatan dan kesetiaan.
Dari nobar film ini aku juga memerhatikan perbedaan sebagian besar animasi Hollywood dan anime Jepang. Pada film animasi Hollywood rata-rata yang jadi sahabat manusia dan simbol kesetiaan adalah sosok anjing. Banyak film animasi Hollywood hingga saat ini yang menjadikan anjing sebagai tokoh favorit. Sedangkan sosok kucing sering dianggap hewan yang jail dan nakal. Ini juga terlihat dalam film Lady and The Tramp, dua kucing digambarkan sebagai sosok antagonis.
Sedangkan di anime Jepang, ada banyak film yang menjadikan sosok kucing sebagai tokoh utama dan sahabat manusia. Di antaranya adalah The Cat Returns, Doraemon, Hello Kitty, Kiki's Delivery Service, dan sebagainya. Bisa jadi perbedaan ini dikarenakan jumlah anjing di Jepang lebih sedikit dibandingkan anjing, juga sebaliknya di Amrik.
Acara nobar ini seru meskipun filmnya sempat tersendat. Nobar juga dimeriahkan dengan games dan diskusi seputar fakta tentang film Lady and The Tramp yang belum banyak diketahui.
Detail Film:
Judul : Lady and The Tramp
Sutradara : Clyde Geronimi, Wilfred Jackson, dan Hamilton Luske
Produksi :Walt Disney Productions
Genre : Animasi, fabel
Skor : 7.5/10