Seorang gadis mengenakan tudung merah berjalan menuju bukit. Sosoknya nampak misterius membuat yang melihatnya entah siapapun itu akan bertanya-tanya apa yang akan dilakukan gadis tersebut. Apakah akan menemui neneknya? Atau bakal bertemu serigala jahat. Sssttt!!! Ini bukan dongeng gadis bertudung merah dan serigala jahat. Ini kisah gadis bertudung merah dengan dua pria yang mengaguminya, yang diibaratkan bulan, bintang, dan matahari. Sebuah kisah romansa remaja manis yang disajikan dalam film Meet Me After Sunset.
Kisah film produksi MNC Pictures yang baru dirilis Kamis, 22 Februari 2018 ini berpusat pada sosok Gadis (Agatha Chelsea). Ia bukan sosok remaja perempuan pada umumnya. Ia tidak jalan-jalan ke pusat perbelanjaan atau gemar ngupi cantik bersama gengnya. Ia gadis yang misterius.
Gadis gemar bermain ke bukit pada saat malam hari. Dengan lampu senthir dan tudung merahnya, ia pun melangkah menuju tempat favoritnya. Di sana ia pun menulis diary, kadang mengagumi kunang-kunang, atau ia menjelajah lebih jauh untuk bertemu rusa dan memberinya wortel.
Ia tak berkawan dan terlihat sendirian. Hingga suatu ada Vino (Maxime Bouttier), remaja pindahan dari Jakarta, yang terheran-heran melihat kebiasaan Gadis. Ia mengikutinya. Kehadirannya mengagetkan Gadis. Gadis bertudung merah itu pun buru-buru menghilang.
Gadis menjadi teka-teki bagi Vino. Ia tak menemui anak itu di sekolah atau di tempat lain. Vino yang penasaran pun kemudian memaksakan diri menungguinya lewat. Perjumpaan berikutnya juga berlangsung buruk. Hingga kemudian Vino berhasil mengetahui jika Gadis adalah anak guru yang mengajarnya, Pak Sastra (Iszur Muchtar). Ia pun bersemangat mendekatinya, namun ada pria lain, Bagas (Billy Davidson), petugas penangkaran rusa dan juga sahabat Gadis. Ia selalu menghambat Vino bertemu dengan Gadis, namun Vino tak patah arang, termasuk ketika mengetahui rahasia Gadis. Sebenarnya apa yang disembunyikan Gadis dan kenapa Bagas begitu melindunginya?
Manis dan menghibur, juga twist yang tak disangka-sangka. Itu kesan yang saya tertinggal setelah menonton Meet Me After Sunset bareng KOMiK. Filmnya di atas ekspektasi saya, jenis film percintaan remaja yang apik dan tidak berlebihan.
Ada banyak aspek menarik yang bisa dikupas dari film Meet Me After Sunset. Dari segi visual, film ini panoramik, begitu memanjakan mata. Pemandangan bukit dan alam sekeliling Ciwidey terekam dengan indah, baik saat matahari masih hadir maupun ketika hanya malam sudah membayang.
Dari segi cerita, hubungan cinta segitiga yang tersaji dalam kisah ini mungkin terbilang jamak. Ada beberapa adegan yang membuat saya teringat akan berbagai film yang pernah saya tonton, seperti mencari kunang-kunang yang membuatku teringat akan dongeng raksasa baik hati, The BFG (2016) dan karakter Bagas yang mengingatkanku pada karakter yang juga diperankan oleh Billy Davidson dalam Dear Love. Namun, berkat bumbu humor yang terselip di berbagai adegan serta kiasan hubungan bulan, bintang, dan matahari maka film ini terasa dinamis. Dadang (Yudha Keling) banyak menyumbangkan candaannya dan porsinya pas. Saya termasuk yang terhibur dengan candaan Dadang.
Lagu-lagu yang tersaji dalam film ini juga menarik untuk disimak. Ada Sunsetyang dibawakan oleh Agatha Chelsea dan Maxime Bouttier. Lagu ini menggambarkan perasaan Vino terhadap Gadis, dan sebaliknya. Lagu Capstoneyang dibawakan oleh Nice Friday juga tak kalah asyik. Capstone ini asyik didengarkan saat petang hari. Lagunya tentang menemukan keberanian dan bagaimana menyemangati diri agar tidak mudah menyerah.
There was time im living in the fear
In that time I let fear take a steer
When the day its seems so long
but the life its too short I never give in