Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

"Haunted Hotel", Premis Apik tapi Miskin Nilai Seni

Diperbarui: 9 Februari 2018   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haunted Hotel yang kurang berkesan (sumber: IMDB)

Ada beragam unsur yang membangun sebuah kisah horor sehingga bisa disebut sebagai film horor yang seram dan berkesan. Ragam unsur tersebut di antaranya premis yang menarik, akting, dan unsur seni. Unsur seni bisa dinikmati dari sinematografinya, kostum, make up, skoring hingga tata artistik film itu sendiri. Film Haunted Hotel memang menarik dari segi premis karena tidak seperti horor kebanyakan. Minusnya, Ryon Lee, si sutradara film, sepertinya mengesampingkan sisi seni. Alhasil penampakan hantu yang seharusnya menyeramkan malah menggelikan. Haunted Hotel bak gadis cantik dengan baju compang-camping.

Kisah HauntedHotel bermula dari pasangan kekasih dari Tiongkok yang sedang melakukan perjalanan dinas ke Malaysia. Bai Ling (Aom Sushar Manaying) dan Wei Jun (Leon Li Chuan) menyempatkan diri berlibur ke dataran tinggi Genting. Rupanya dewi fortuna berpihak ke mereka. Mereka menang banyak di meja judi. Oleh karena sudah larut malam mereka pun berencana menginap di hotel. Namun hotel dimana-mana penuh, tinggal sebuah hotel di bukit. Jun meyakinkan kekasihnya bahwa tidak akan terjadi apa-apa, tapi Bai Ling tetap merasa gundah.

Mereka mendapat kamar 1174. Saat menuju kamar tersebut, Ling sudah mendapatkan pemandangan yang mengerikan. Namun sayangnya gambaran seram itu tidak terlihat oleh Jun. Di kamar, gangguan supranatural itu semakin meningkat, baik lewat mimpi buruk maupun kenyataan. Hingga suatu ketika Ling merasa tak sanggup menghadapi gangguan tersebut. Ia memaksa Jun untuk pergi dari hotel sesegera mungkin. Sayangnya ada sesuatu yang membuat pasangan kekasih ini sulit untuk keluar dari hotel angker tersebut. Sebenarnya apa yang terjadi?

Pasangan kekasih Ling dan Jun (sumber: Youtube.com/HKCinema)

Spoiler Alert!

Oleh karena film ini sudah tayang sejak Rabu (7/2) maka rasanya sah-sah saja jika aku memberikan ulasan detail dari film ini. Inspirasi dari kisah nyata hotel angker bernama Amber Court di Genting menurutku modal cerita yang kuat dari Haunted Hotel. Sebenarnya tanpa banyak modifikasi cerita, dengan modal keangkeran hotel tersebut maka film ini akan menjadi sesuatu yang wah, asal si sutradara pandai memainkan emosi dan mengatur dinamika film.

Namun, sepanjang 30 menit di awal, Ryon Lee (Seventh, The Journey, Nasi Lemak 2.0), langsung menggeber berbagai kejadian supranatural tanpa memberikan waktu ke penonton untuk mempersiapkan diri menemui berbagai perwujudan menyeramkan. Okelah tak mengapa, toh hantunya juga tidak seram, make up-nya juga seadanya saja, bahkan ada yang malah menggelikan. Di sini mereka hanya mengandalkan jump scare untuk membuat penonton kaget akan kemunculan sesuatu. Awal-awal lumayan berhasil sih.

Amber Court yang memang angker tapi masih beroperasi (sumber: worldofbuzz.com)

Setelah 30 menit 'menyenangkan' itu, alur menjadi longgar dan cerita menjadi tak karuan. Keberadaan dukun, pegawai rumah sakit, juga hantu-hantu yang 'aneh' membuat saya melirik jam, kapan berakhirnya. Rasanya jadi seperti menonton film horor murahan.

Untunglah cerita kemudian menjadi berkelok, menjadi ya lumayan menarik jika dibandingkan apabila si sutradara tetap setia dengan plot awal. Dengan berbeloknya kisah ini maka babak kedua dari film ini agak bisa dimaafkan.

Sebenarnya berbeloknya kisah ini sudah ada petunjuknya di awal, dari cuplikan flashback juga dari komentar Jun melihat sikap kekasihnya yang selalu nampak ketakutan. Berbeloknya kisah ini membuat saya tak jadi menyebutnya horor murahan dan batal memberinya skor empat atau lima, skornya jadi naik hihihi. Meskipun ide twistini menurutku tak benar-benar original, namun mengingatkan saya pada Shutter Island dan Pintu Terlarang. Setidaknya upaya si sutradara bermain-main dengan alur cerita ini patut diacungi jempol. Tapi jika dibandingkan antara Pintu Terlarang dan Haunted Hotel ya jelas milik Joko Anwar lebih mantap dari segi cerita juga sisi art.

Haunted Hotel hanya menawarkan plot cerita yang terinspirasi dari kisah nyata, para pemerannya yang cantik dan tampan, juga twist yang lumayanlah. Sedangkan sinematografinya, kostum, make up, skoring juga tata artistiknya terlupakan. Hal ini agak disayangkan karena sekarang standar film horor sudah tinggi. Yang dianggap bagus bagi penggemar film horor adalah film-film seperti Bram Stoker's Dracula, Conjuring, Pengabdi Setan, Kuntilanak, Shutter/Alone dan sebagainya, dimana mereka menggarap berbagai unsur film dengan sepenuh hati sehingga menjadi sebuah film horor berkelas, tak sekedar menakut-nakuti.

Sebenarnya apa yang terjadi pada pasangan tersebut? (sumber: worldofbuzz.com)

Fim Haunted Hotel sebenarnya merupakan rangkaian film horor Haunted Road. Film Haunted Roadpertama digarap tahun 2014 dan mendapat apresiasi positif. Film Haunted Hotel awalnya hendak diberi judul Haunted Road 2, tapi karena karakter dan plotnya tidak ada kaitan dengan film pendahulunya sehingga film ini dirasa lebih pas dengan menggunakan Haunted Hotel. Benang merah dari Haunted Hotel dan Haunted Road ini adalah plotnya yang berkelok dan memiliki unsur bawah sadar.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline