Konon sebuah makanan yang lezat akan terekam dalam benak dan menciptakan sebuah kenangan. Ketika melihat foto-foto yang kuambil ketika menikmati sebuah Portuguese Egg Tart, alam pikiranku kemudian melalang buana ke suatu sore hari di Macao. Sebuah kue yang nikmat, renyah di bagian luarnya kemudian lembut dan seakan melumer di lidah ketika bersentuhan dengan bagian dalamnya.
Egg Tart sebenarnya bukanlah makanan yang asing di Jakarta. Namun, biasanya jenis Egg Tart yang kumakan adalah yang luarannya seperti kulit pie. Bersantap Egg Tart ini kadang juga penuh risiko, karena bisa jadi adonannya kurang pas, sehingga aroma amis dari telurnya masih berasa.
Ketika acara nangkring membahas tentang Macao dan memerlihatkan foto-foto Portuguese Egg Tart, aku jadi kepingin. Wah kuenya kayaknya sedap. Bagian custard telur di bagian dalamnya juga kecokelatan. Gambarnya saja sudah terlihat lezat, bagaimana ya rasanya, pikirku.
Rupanya keinginanku untuk merasakan kue ini secara langsung terkabul. Pada suatu sore ketika kami berempat sudah segar dan kembali siap menjelajah sudut-sudut Macao, kami melihat kue ini terpampang di sebuah bakeri. Koi Kei Bakeri, namanya. Bakeri ini punya banyak cabang di Macao dan aroma kue-kue yang dijual begitu menggugah selera.
Mas Christo kemudian menraktir kami Portuguese Egg Tart ini. Harganya jika dirupiahkan sekitar belasan ribu. Tidak murah dan juga tidak mahal. Ukurannya sedang dan penampilannya itu menggoda.
Berbeda dengan Egg Tart yang pernah kusantap, Egg Tart ala Macao ini memang berkiblat pada kue ala Portugis yang disebut pastel de nata (pasteis de nata). Luarannya bukan seperti kulit pie, melainkan puff pastry yang berlapis-lapis dan renyah.
Bagian dalamnya ini yang paling nikmat. Custard telurnya tidak terlalu lembek dan harum. Bagian permukaannya agak kecokelatan karena ada proses karamelisasinya. Hasilnya, lidah mengalami sensasi berkat perbedaan tekstur, renyah di bagian luar kemudian lembut dan manis, bak meleleh ketika bersentuhan dengan custardnya. Manisnya juga pas, jadinya tidak terasa eneg.
Aku menyantapnya perlahan-lahan, untuk menikmati kelezatan dan merekam rasanya dalam benak. Setelah sebuah Portuguese Egg Tart telah ludes, maka aku pun siap untuk kembali menjelajah kota, menikmati sudut-sudut bersejarah di kota Macao dan menyesapi suasana petang di negeri orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H