Kurang lebih ada 120 film Indonesia yang tayang hingga penghujung tahun 2017. Di antara film tersebut beberapa di antaranya kualitasnya di atas-atas sehingga tak heran jika mendapat pengakuan dari kritikus mancanegara. Nah, berikut tujuh film Indonesia favoritku.
Tahun ini menurutku genre film nasional tidak seberagam tahun lalu dimana ada film tentang bencana alam (disaster movie) juga film laga seperti Headshot. Tahun ini lebih pas disebut tahun film horor karena ada berbagai film horor yang menembus angka keramat 1 juta penonton seperti Danur, Jailangkung, Mata Batin, The Doll 2, dan Pengabdi Setan.
Film drama romantis dan drama komedi sebenarnya masih mendominasi perfilman nasional. Porsi berikutnya ada pada film religi, animasi, dan film biopik. Film berbasiskan sejarah dan dokumenter juga mulai hadir meski masih terbatas.
Dari deretan film Indonesia yang kutonton selama 2017, tujuh film ini jadi favoritku. Oh ya tentunya ada faktor subyektivitasnya juga dalam menentukan ketujuh film ini.
Cek Toko Sebelah
Film ini sebenarnya sudah dirilis 28 Desember 2016. Akunya baru berkesempatan nonton pada Januari 2017. Film drama keluarga ini menghibur juga mengharukan.
Film ini berpusat pada sosok ayah yang diperankan Chew Kin Wah yang memiliki dua anak laki-laki berbeda karakter, ada Yohan (Dion Wiyoko) dan Erwin (Ernest Prakasa). Koh Afuk, si ayah, memiliki toko grosir yang cukup laris dan anak buah yang cukup banyak.
Permasalahan mulai hadir ketika si ayah merasa staminanya tidak sekuat dulu. Ia ingin mewariskan tokonya ke salah satu putranya. Pilihannya tersebut kemudian mengecewakan putranya yang lain sehingga hubungan ketiganya jadi makin renggang.
Film ini memiliki jalan cerita sehari-hari tapi dikemas menarik. Performa dari Dion Wiyoko, Adinia Wirasti dan Chew Kin Wah membuat film ini makin enak dinikmati. Resensi lengkap di sini.
Sweet 20
Film tentang drama musikal nyaman ditonton jika pilihan lagu, jalan cerita, dan akting pemerannya juga oke. Sweet 20meskipun merupakan film adaptasi Korea Selatan, Miss Granny, menambahkan unsur lokal dan lagu-lagu jadul populer sehingga saya merasa benar-benar terhibur ketika menontonnya. Ulasan di Kompasiana di tautan berikut.