Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

"Justice League", Ketika Superhero Tidak Mampu Bekerja Sendirian

Diperbarui: 16 November 2017   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Justice League formasi awal tanpa Superman (sumber: IMDB)

"People said the Age of Heroes would never come again" (Diana Prince/Wonder Woman, Justice League)

Sejak Superman gugur melawan Doomsday dalam Batman v Superman: Dawn of Justice, Bruce Wayne alias Batman merasa diburu oleh waktu untuk membentuk kelompok superhero. Para musuh siap berdatangan sejak mereka mendengar Superman tewas, kini sudah waktunya bekerja bersama-sama.

Batman (Ben Affleck) menemukan ada alien pengintai berwujud seperti manusia-serangga yang menyerang manusia yang ketakutan. Ia penasaran siapa dan apa tujuan mereka ke bumi. Sementara itu, Diana Prince (Gal Gadot) mendapat pesan dari ibunya bahwa mereka diserang oleh Steppenwolf, panglima terkuat Darkseid, tiran jagat raya, yang memburu tiga mother box, sebuah kotak berkekuatan misterius.

Keduanya pun sepakat untuk bergegas membentuk kelompok superhero yang datanya mereka dapatkan dari Lex Luthor (Jesse Eisenberg). Tidak ada Superman sebagai superhero terkuat, sehingga bumi sangat terancam. Batman pun membujuk Arthur Curry/Aquaman (Jason Momoa) dan Barry Allen/The Flash (Ezra Miller). Sedangkan Diana mendekati Victor Stone/Cyborg (Ray Fisher).

The Flash siap bergabung dengan Batman-Wonder Woman, lainnya apakah bersedia? (sumber: IMDB)

Sementara Batman dan Wonder Woman masih berupaya menyatukan tim, Steppenwolf (Ciaran Hinds) dan anak buahnya, parademon, memburu mother boxes dan siap menghancurkan bumi. Apakah kelompok superhero yang disebut Justice League tersebut mampu mengalahkan Steppenwolf yang memiliki kekuatan setara dewa?

Film kelompok superhero DC Comics, Justice League, sudah lama ditunggu-tunggu kehadirannya di layar lebar. Untuk versi film animasi dan video gamesnya sendiri sudah lama beredar.

Steppenwolf si alien yang kekuatannya setara dewa (sumber: denofgeek.com)

Langkah DC Comics dalam menyusun kelompok superhero ini seringkali diejek sebagai langkah yang terlambat, jika dibandingkan dengan Marvel bersama Marvel Cinematic Universe-nya. Jika Marvel sudah lama mengonsep dan menata film-film superheronya agar kemudian menjadi timeline yang berurutan dan kisah yang saling berkaitan, film superhero DC Comic seolah-olah berdiri sendiri.

Saya sendiri suka kedua-keduanya, baik superhero DC Comics dan superhero Marvel. Masing-masing memiliki kelebihan dan ciri khas masing-masing. Marvel dengan cerita yang solid antara satu film superhero dengan film lainnya, juga bercandaan yang segar. Sedangkan DC Comics dengan karakter superhero yang dalam dan nuansa film yang dark.

Justice League ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari Batman v Superman: Dawn of Justice yang rilis tahun 2016. Pada film sebelumnya, Batman merasa marah dan mencurigai Superman. Ia mengira Superman sebagai biang kekacauan. Namun, ketika monster rekaan Lex Luthor, Doomsday, bangkit. Keduanya pun bekerja sama, dibantu oleh superhero cantik, Wonder Woman. Sayangnya Superman kemudian harus mengorbankan nyawanya yang membuat Batman merasa bersalah.

Masing-masing superhero memiliki kelebihan dan karakter unik (sumber: IMDB)

Pada film Batman v Superman tersebut ada berbagai petunjuk yang mengarah ke film Justice League. Di antaranya file manusia super yang dikumpulkan Lex Luthor, mimpi buruk Batman di mana parademon menguasai bumi, peringatan dari The Flash masa depan, dan ancaman Lex Luthor bahwa para musuh sudah mendengar kematian Superman. Meski demikian jika Kalian belum menonton film pendahulunya, juga tidak masalah menonton film Justice League.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline