Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Setiap Orang Bisa Berinvestasi, Yuk Segera Memulainya

Diperbarui: 5 November 2017   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berinvestasi Masih Terlihat Eksklusif, Padahal Siapapun Bisa Melakukannya (BNP Paribas)

Investasi bagi sebagian besar masyarakat masih dianggap sesuatu yang eksklusif. Seolah-olah hanya mereka yang kaya atau yang berkecimpung di pasar modal yang bisa berinvestasi. Padahal investasi itu bisa dilakukan siapa saja, mulai dari seratus ribu rupiah. Aku dan Kalian pun makin dimudahkan untuk berinvestasi karena bisa menggunakan perangkat mobile.

Sabtu pagi (28/10) aku bergegas menuju restoran Bebek Bengil di kawasan Menteng tempat diadakan Kompasiana Nangkring bertemakan investasi. Sengaja aku mengosongkan jadwal hari itu karena ingin memutakhirkan wawasan tentang dunia investasi.

Ternyata tidak salah aku menghabiskan beberapa jam di even tersebut, karena wawasan tentang pasar modal terutama reksa dana pun kemudian bertambah.

Ada tiga narasumber yang dihadirkan dalam Kompasiana Nangkring berjudul Mitos atau Fakta? Investasi itu Enggak Ribet, Murah, danAman.Mereka adalah Vivian Secakusuma, Presiden Direktur PT BNP Paribas Investment Partners, Rangga Almahendra, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, dan Rully Hariwinata sebagai Head Product and Proposition BNPP Paypro. Moderatornya adalah presenter cantik yang dekat dengan kompasianer, yaitu Cindy Sistyarani.

Narasumber Kompasiana Nangkring dari BNP Paribas, Paypro, dan Dosen sekaligus Vlogger (Dokumentasi Pribadi)

Dalam perjalanan ke even ini aku membaca berbagai berita dan artikel tentang fakta menabung dan berinvestasi di Indonesia. Di kalangan masyarakat, menyimpan dana secara berkala dalam wujud tabungan baru dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat. Dalam Hari Menabung Nasional tahun 2016, Presiden Joko Widodo mencanangkan gerakan Ayo Menabung dan menerbitkan Perpres tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusi. Jika jumlah tabungan meningkat di perbankan dan jasa keuangan maka dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Jumlah penabung per 1 November 2016 seperti dilansir BisnisIndonesia baru mencapai 19% dari total usia produktif di Indonesia, apalagi dengan investasi. Informasi dan pengetahuan masyarakat tentang tata cara dan keuntungan berinvestasi di pasar modal masihlah rendah. Investor reksa dana baru mencapai 523.309 orang, sedangkan keseluruhan investor pasar modal mencapai 1 juta berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia yang dilansir oleh laman Investasiku (4/8/2017). Untuk itulah literasi tentang pasar modal penting diberikan oleh masyarakat. Karena sama halnya dengan tabungan, investasi juga memiliki imbas mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  

Salah satu cara meningkatkan literasi pasar modal ke masyarakat adalah dengan menghelat even yang menghadirkan kompasianer. Para kompasianer gemar menulis dan membagikan ilmunya lewat tulisan. Artikel yang beredar melalui dunia maya tersebut akan menjangkau masyarakat di berbagai pelosok nusantara.

Literasi Pasar Modal dan Gerakan Aku Bisa Investasi

Kembali ke even nangkring, Vivian mengawali pemaparannya dengan menjelaskan kenapa masyarakat perlu berinvestasi. Unsur utamanya adalah inflasi. Dengan inflasi tahun 2017 berkisar 6,08 persen, maka nilai dana yang tersimpan di tabungan dan deposito pun tergerus. Yield (imbal hasil) deposito berkisar 5,92 persen/tahun dan belum dipotong pajak sebesar 20 persen.

Produk Investasi versus Inflasi (dok. BNP Paribas)

Dengan berinvestasi maka seseorang bisa meningkatkan dana yang dimilikinya dan tidak tergerus oleh inflasi. Saat ini ada banyak pilihan berinvestasi, seperti emas, reksa dana, obligasi, saham, dan properti. Namun, sebelum memulai berinvestasi seseorang perlu mempertimbangkan risiko, potensi return (hasil pengembalian) yang ingin didapat, dan waktu berinvestasi. 

Properti banyak disukai akan tetapi menjualnya relatif susah dan lama. Saham dikenal sebagai investasi yang menguntungkan, namun nilainya fluktuatif sehingga lebih cocok untuk investasi jangka panjang. Untuk itu sebelum berinvestasi, seseorang perlu mengukur risiko profilnya, apakah ia seseorang yang suka hal yang stabil, tahan terhadap guncangan ekonomi, atau malah takut terhadap fluktuasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline