Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Nobar Film Misteri Ala Layar Tancap

Diperbarui: 16 Maret 2017   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Yuk Berlayar Tancap Dulu (dok KOMIK)"][/caption]

Layar tancap memiliki kenangan tersendiri. Dulu waktu masih kecil pernah merasai berlayar tancap di sebuah lapangan dekat rumah. Filmnya tidak penting karena bagi anak-anak yang menyenangkan adalah keramaian dan banyaknya penjual makanan. Setelah jajan ini itu masih susah juga untuk duduk manis menonton layar, malah asyik bermain kejar-kejaran.

Pengalaman nonton di tempat terbuka kembali saya rasakan waktu acara sebuah festival di CCCL Surabaya. Pemutaran filmnya di tempat terbuka, penonton disediakan beberapa kursi. Namun karena promosinya kurang gencar, nobar film Perancis tersebut kurang meriah. Juga tidak ada penjual makanan sehingga 'rasa' layar tancapnya masih kurang.

Hingga saat ini layar tancap masih eksis meskipun frekuensi pemutarannya tidak sebanyak dulu. Sepertinya keeksisan tersebut didukung berbagai pihak yang berkeinginan untuk menghidupkan kembali layar tancap yang merupakan hiburan rakyat yang murah. Di Malang sejak tiga tahun terakhir juga ada even layar tancap berupa Malang Film Festival, demikian pula di Jakarta. Peminatnya pun lumayan banyak.

Nah, tadi malam saya kembali merasakan atmosfer layar tancap. Bersama bang Rahab, bang Topik, Aries, Bima, Arum dan Dina kami menonton layar tancap yang diadakan Kineforum dan Kedutaan Denmark di halaman depan Teater Besar, Taman Ismail Marzuki. Nordic Noir Night yang dihelat kali pertama ini menayangkan sebuah film misteri berjudul The Keeper of Lost Causes (Kvinden i buret).

Penonton sudah ramai pasca matahari terbenam. Apalagi ada sajian cuma-cuma yang bisa dinikmati sembari nobar. Ada pop corn, pisang goreng, roti canai, kentang goreng, es krim, es cincau jahe, dan masih banyak lagi. Wah melihat jajanan enak gratis ini sepanjang pemutaran ada saja penonton yang ngantri hihihi. Acara pemutaran film ini dibuka oleh Duta Besar Denmark Casper Klynge.

Film The Keeper of Lost Causes ini sebenarnya sudah tayang di Denmark sejak tahun 2013, akan tetapi baru ditayangkan di berbagai negara sejak tahun 2016. Film yang diangkat dari sebuah novel laris karya Jussi Adler-Olsen ini merupakan kisah trilogi tentang Departemen Q dimana polisi yang bertugas di departemen tersebut memilah-milah mana kasus lama yang diberhentikan dan mana yang masih perlu diselidiki.

Film ini merupakan film pertama dimana kedua film berikutnya, The Absent One dan A Conspiracy of Faith juga telah tayang di Denmark dan mendapat apresiasi positif. Benang merah dari ketiga film tersebut adalah tokoh dua detektif dan kasus-kasus pelik yang berada di Departemen Q.

Dikisahkan Carl Morck (Nicolaj Lie Kaas) adalah detektif yang dianggap bermasalah sehingga ia dipindahkan ke Departemen Q. Ia mendapat partner seorang detektif muslim bernama Assad (Fares Fares). Tugas keduanya sebenarnya hanya urusan administratif, akan tetapi ketika keduanya memilah-milah kasus, keduanya terpaku pada misteri lenyapnya seorang politikus wanita, Merete Lynggaard (Sonja Richter). Ia telah menghilang selama lima tahun dan dikabarkan melakukan bunuh diri dengan menerjunkan diri dari feri.

Naluri detektif Carl Morck mengatakan ada sesuatu yang tidak beres pada kasus ini. Ia memutuskan untuk membuka lagi kasus tersebut. Keduanya membuka-buka catatan keterangan saksi dan kemudian berjumpa dengan adik korban, Uffe Lynggaard (Mikkel Folsgaard), yang ternyata bisu dan mengalami keterbelakangan mental.

Sepanjang film penonton diajak menyelami karakter detektif Carl, cara ia bersama Assad merangkai puzzle demi puzzle dan kemudian diajak menengok kisah Merete dan Uffe sebelum Merete dinyatakan lenyap secara flash back. Kisah Merete dan penyelidikan detektif itu ditayangkan beriringan sehingga penonton harus cukup jeli untuk membedakan waktu sekarang dan masa lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline