Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Kong: Skull Island, Era Film Monster Akan Kembali?

Diperbarui: 11 Maret 2017   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sometimes the enemy doesn't exist until you're looking for him".

Film tentang raja primata yang disebut Kong sebenarnya sudah bukan hal yang baru. Film Kong: Skull Island merupakan film remake ketiga setelah film remake tahun 1975 dan King Kong versi Peter Jackson yang sukses. Dari segi narasi mungkin kurang semenguras emosi ala Peter Jackson, tapi film ini bakal disukai oleh para penyuka film petualangan dan film monster. Visual efeknya begitu apik, rapi, dan seperti menyatu.

Bagi yang sudah pernah menonton film tentang kera raksasa sebelumnya, jangan kuatir bosan, filmnya tidak persis sama. Filmnya lebih berkutat pada upaya akademisi untuk membuktikan teori dunia kopong yang dianggap banyak orang tidak masuk akal. Menurut Bill Randa (John Goodman) dan Houston Brooks (Corey Hawkins), ada sejumlah monster yang tidak diketahui kalangan awam yang dikuatirkan mereka akan kembali merebut dunia jika tidak diantisipasi sejak sekarang.

Usulan penelitian keduanya kemudian disetujui dengan kedok pemetaan geologis sebuah pulau di Pasifik agar tidak didahului Rusia. Mereka juga mendapat pengawalan dari pasukan militer Amerika yang bermarkas di Da Nang, Vietnam dipimpin Letkol Preston Packard (Samuel L. Jackson). Seorang tentara bayaran James Conrad (Tom Hiddleston) jurnalis foto Mason Weaver (Brie Larson), dan ahli biologi San Lin (Jing Tian) pun turut serta.

Helikopter mereka sukses memasuki pulau dari gangguan badai yang selalu menyelimuti pulau tengkorak tersebut. Namun, mereka tidak mengantisipasi kehadiran kera raksasa yang menyambut mereka dengan penuh kemarahan. Satu per satu korban pun berjatuhan. Selain Kong, ada banyak hal mengerikan di pulau tersebut.

Film ini lebih mengingatkan saya pada film-film monster ala Jurassic Park, Godzilla, dan Pasific Rim dibandingkan King Kong versi sebelumnya karena lebih bersifat petualangan dengan beberapa jump scare. Saya jadi ingat pada pertengahan tahun 90-an film monster format layar lebar dan DVD, baik yang bagus maupun yang sangat buruk merajalela. Melihat gaung film Kong ini di mana didahului film Godzilla Resurgence versi Jepang tahun lalu, monster di The Great Wall dan rencana sekuel Pasific Rim tahun 2018, maka bisa jadi pada tahun-tahun mendatang layar bioskop bukan hanya didominasi film superhero melainkan juga para kaiju atau para monster.

Oh ya, ada beberapa isu yang diangkat pada film Kong seperti isu lingkungan, persaingan Amerika dan Rusia, ego, dan peperangan. Ya, film ini berlatar secuil Perang Dunia II dan lebih banyak di era Perang Vietnam, di mana pada perang di Asia Tenggara tersebut banyak prajurit Amerika frustrasi karena ditentang oleh sebagian warganya. Film ini memang mendapat pengaruh dari film perang Platoon dan juga film monster Jepang populer seperti Neon Genesis Evangelion dan Princess Mononoke.

Dari segi emosi, King Kong versi Peter Jackson lebih berhasil mengaduk-aduk emosi penonton. Film King Kong Peter Jackson dan King Kong tahun 1933 yang lebih setia pada ide Merian C. Cooper

Di sini peran manusianya kurang begitu menonjol meskipun ada nama Tom Hiddleston (The Avengers, Thor, Crimson Peak), Jing Tian (The Great Wall), dan Toby Kebbell (a Monster Calls, Ben-Hur, Warcraft) yang sedang naik daun, juga ada Brie Larson dan Samuel L. Jackson yang pernah meraih Oscar. Memang tokoh utamanya adalah Kong yang digerakkan oleh sosok Terry Notary.

Tim ekspedisi Skull Island (dok. IMDB)

Oleh karena filmnya ber-setting tahun 1973 maka kostum dan atribut dalam film berasa vintage. Music score yang digarap Henry Jackman menambah ketegangan dan juga nuansa jadul. Lagu-lagu yang menghiasi film ini kebanyakan lagu rock tahun 70-an, di antaranya Black Sabbath (Paranoid), David Bowie (Ziggy Stardust), dan Creedence Clearwater Revival (Run Through the Jungle).
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline