Saya masih mengingat kata-kata Velix Wanggai padaacara Kompasiana Visit Cipali tahun lalu. Yaitu build infrastructure, build the nation. Ya infrastruktur atauprasarana sangat berperan dalam mendukung terselenggaranya aktivitas. Sebuah bangsa harus berani berinvestasi dan membangun untuk infrastruktur demi kesejahteraan rakyatnya.
Jika berbicara tentang pembangunan, saya merasabersyukur hidup di pulau Jawa yang sebagian besar jalannya sudah mulus,tersambung oleh listrik dan memiliki ketersediaan air bersih. Dulu sayamenganggap provinsi-provinsi lainnya di luar Jawa juga menikmati pembangunan seperti yang saya alami di Jawa, tetapi rupanya meski jaman sudah modern,pembangunan di Indonesia belum merata.
Saat berkunjung ke Kalimantan seperti Banjarmasin, beberapa tahun silam saya heran di sana sering sekali mati lampu, padahal air di sana sangat melimpah begitu pula dengan batu bara. Saat ke Sumbawa Barat, desa nelayan di Poto Tano kesulitan air tawar dan air bersih sehingga banyak kambing yang memasuki rumah-rumah karena kehausan. Di Bangka dan Belitung, transportasi publik cukup jarang sehingga menyulitkan mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi. Bahkan kawan yang ditugaskan bercerita di Bangka setiap hari terpaksa mencarter kendaraan karena ia tidak bisa mengendarai motor.
Dari cerita suami saat berkunjung ke Mamuju, ia bercerita sedih melihat potret kemiskinan dimana banyak yang tinggal di rumah-rumah yang tak layak huni. Saat berbeda dengan yang ia lihat di Makassar, padahal daerah tersebut bersebelahan. Belum lagi daerah-daerah lainnya yang jarang terekspos, mereka memiliki permasalahan masing-masing terutama terkait dengan infrastruktur sehingga pembangunan di daerah mereka kurang berjalan maksimal dan masyarakatnya kurang sejahtera. Wah ada yang salahkah dengan pembangunan selama ini sehingga belum bisa dinikmati secara merata oleh masyarakat Indonesia?!
Infrastruktur bagi sebuah bangsa sangatlah penting. Dari kulik sana-sini, infrastruktur bukan hanya prasarana jalan berupa jalan tol dan jembatan, melainkan juga prasarana lainnya seperti jaringan telekomunikasi, ketersediaan air bersih, waduk dan saluran irigasi, pengolahan limbah,transportasi, dan sebagainya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 75 Tahun 2014 ada infrastruktur yang diprioritaskan untuk segera digenjot implementasinya.Kesembilan infrastruktur prioritas tersebut adalah transportasi, jalan, airminum, pengairan, pengolahan air limbah, telekomunikasi dan informasi,persampahan, ketenagalistrikan serta minyak dan gas bumi.
Sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, pembangunan infrastruktur mulai diimplementasikan dan semakin digenjot pada masa pemerintahan Joko Widodo. Indonesia sudah banyak ketinggalan dari negara lain, termasuk negara-negara ASEAN, sehingga pembangunan infrastruktur harus segera dikebut agar segera dapat dinikmati hasilnya dan tentunya mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan infrastruktur ini bukan hanya di Jawa, melainkan di berbagai provinsi, termasuk di daerah pelosok dan perbatasan. Sudah sangat usang pemikiran Jawa sentris, pembangunanI ndonesia sentris itulah yang sebenarnya yang harus dilakukan sejak dulu.
Pada tahun 2016 ada 30 proyek infrastruktur prioritas, dan yang mulai dilaksanakan seperti Tol Trans Sumatradan Kereta Api Express Soekarno-Hatta International Airport. Proyek lainnya yang masuk dalam 30 proyek prioritas di antaranya Trans Flores, pembangunan jalan dari Nabire ke pantai Enay di Kepulauan Arafuru, pengembangan pelabuhan di Kuala Tanjung, NTB dan Sorong, PLTU Batang, Kilang Bontang, Kereta Api Pare-Pare, jalan tol Balikpapan-Samarinda, jalan tol Manado-Bitung, PLTA Lodoyo, dan sistem pengolahan limbah Jakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) merupakan kementrian yang bertugas dalam pengembangan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Kementerian PUPR tidak bisa berjalan sendiri menjalankan berbagai proyek infrastruktur tersebut, namun juga bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Kementerian Perhubungan, Bappenas, kementerian lainnya, BUMN dan pihak swasta. Aelain itu, Kementerian PUPR juga terus melakukan riset dan inovasi, seperti inovasi mereka dalam hal suplai air bersih, pengolahan limbah dan sanitasi, juga penyediaan rumah layak huni dan rumah tahan gempa.
Saat mengikuti nangkring yang diadakan Kementerian PUPR tahun lalu, saya melihat bahwa inovasi kementerian ini bisa menjawab permasalahan ketersediaan air bersih dan sanitasi yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Tinggal bagaimana inovasi tersebut didanai dan dilaksanakan agar setiap daerah bisamendapatkan air bersih dan lingkungan tempat tinggal yang sehat.
Untuk proyek tol oleh karena memerlukan dana yang sangat besar, maka sah-sah saja dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, bukan hanya dari Kementerian PUPR., demikian juga dengan infrastruktur jalan dan transportasi umum lainnya. Seandainya prasarana jalan dan transportasi umum ini telah selesai maka alangkah besar manfaatnya bagi warga dan perannya dalam mendukung perekonomian. Harga barang antara satu daerah dan daerah lainnya akan tidak jauh berbeda, tidak seperti saat ini dimana harga barang di Indonesia bagian timur lebih mahal dibandingkan di Jawa. Sektor pariwisata tentunya bakal lebih cemerlang dengan adanya prasarana jalan dan transportasi publik yang cukup dan andal.
Dengan proyek infrastruktur prioritas dan konsep pembangunan Indonesia sentris, maka harapan Presiden RI bahwa infrastuktur dapat menekan biaya logistik, meningkatkan daya saing, dan semakin menyatukanbangsa Indonesia bisa teraih. Memang proyek pembangunan infrastruktur ini tidak instant, namun hasilnya akan sangat signifikan.