Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Kafe BCA Memberi Inspirasi Anak Muda untuk Berwirausaha dan Menciptakan Nilai Tambah

Diperbarui: 15 Januari 2016   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Narasumber Kafe BCA Perdana: Yasa Paramita, Elihu Nugroho, Yenny Wahid, Predir BCA Jahja Setiaatatmadja, dan Yudan Hermawan "][/caption]

Menjadi wirausahawan memang belum menjadi cita-cita yang umum di kalangan anak muda hingga saat ini. Padahal menjadi wirausaha atau enterpreneur tak kalah baiknya dengan profesi seperti dokter atau insinyur. Mumpung masih muda juga sebaiknya memberikan nilai tambah kepada lingkungan sosial (sociopreneur). Inspirasi bagi generasi muda untuk menciptakan nilai tambah baik dengan berwirausaha maupun berkontribusi bagi lingkungan sekeliling ini dibagikan pada Kafe BCA yang diadakan perdana pada Rabu (13/1) di Menara BCA Thamrin.

Ada empat narasumber yang memiliki ide-ide kreatif dan inspiratif untuk talkshow kali ini yang bertema Potensi dan Tantangan Generasi Muda. Mereka adalah Yenny Wahid dengan Koperasi Cinta Damai-nya, Yudan Hermawan dengan gerakan karang taruna untuk mengelola wanawisata Goa Pindul,  Elihu Nugroho dengan usaha cuci mobilnya ‘Valo’ yang berkonsep ramah lingkungan, dan Yasa Paramita Singgih dengan usaha fashion-nya Men’s Republic. Pada edisi pertama Kafe BCA yang akan dihelat rutin tiap bulan ini, para peserta berasal dari mahasiswa Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bogor yang mendapatkan beasiswa BCA.

Kafe BCA ini diadakan untuk memberikan inspirasi terutama kepada generasi muda dengan berbagi pengalaman dan memberikan motivasi. Menurut Presiden Directur BCA Jahja Setiaatmadja generasi muda lah yang akan mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan bangsa sehingga mereka perlu diberi kesempatan berkembang dengan ide dan kreativitasnya seperti berkiprah di jalur wirausaha.

Lulusan FE UI tahun 1975 ini melanjutkan bahwa kelompok wirausaha di Indonesia tergolong sedikit dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura. Di Indonesia masih sedikit anak-anak yang bercita-cita menjadi pengusaha. Bahkan setelah menjadi wirausaha, gelar wirausahawan ini belum diakui oleh masyarakat, lain halnya dengan sebagai PNS, dokter, dan sebagainya. Saat ini masih kurang dorongan dan studi untuk menjadi wirausaha, lanjutnya.

 [caption caption="Jahja Setiaatatmadja, Presdir PT BCA Tbk membuka Kafe BCA"]

[/caption]

Memang tidak semua yang berkiprah di jalur wirausaha sukses. Kegagalan ini salah satunya dikarenakan kurangnya pemahaman akan manajemen keuangan. “Kultur masih kurang bagus untuk wirausaha dan bisnis dimana uang pribadi bercampur dengan uang usaha,” jelasnya.

Namun, ia optimis ke depan akan banyak lahir enterpreneur muda dari bisnis fashion, wisata, dan sebagainya. Ia salut dengan para anak muda yang tidak hanya mencari keuntungan namun juga memberikan nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat (sociopreneur).

 

Koperasi Cinta Damai Wahid untuk Pemberdayaan Kaum Miskin

Yenny Wahid, Direktur The Wahid Institute, menuturkan bahwa salah satu program The Wahid Institute saat ini adalah mengelola koperasi yang bernama Koperasi Cinta Damai Wahid. Pendirian koperasi ini dilatarbelakangi untuk lebih memberdayakan kaum perempuan dan menciptakan lingkungan masyarakat yang bertoleransi dan cinta damai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline