Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Terima Kasih Fiksiana dari Nero

Diperbarui: 30 Desember 2015   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Nero Berpose Bak Pembalap"][/caption]Saat membuka pintu untuk mengantar kepergian suamiku, sudah hadir kucing berwarna cokelat keemasan yang berdiri dengan anggun nan gagah. Nero, kucing jantan yang sudah 13 bulan ini selalu mewarnai hari-hariku. Ia sudah siap berbagi cerita tentang petualangannya sejak sarapan pagi kemarin.

Nero kucing yang aktif dan lincah. Ia banyak pengagumnya terutama anak-anak dan ibu-ibu tetanggaku karena nampak gagah sekaligus suka berbuat konyol. Setiap petualangannya diwarnai dengan aksinya numpang tidur di teras tetangga, adu ancaman bersama blekok, si kucing preman, atau ngerumpi bersama Nori dan Momo Hitam.

Kali ini sambil menungguku menyiapkan sarapan pagi. Ia memperhatikanku melihat ada namaku keluar sebagai pemenang fikber 3. Ia turut heran mengapa aku bisa menang dan tidak menyangka fiksi bersambung itu merupakan ajang lomba. Lalu ia memandangku dan seolah bercerita jika aku seharusnya berterima kasih kepada dirinya karena berkat memajang fotonya aku bisa menang.

Ia seolah belum puas dan kemudian menceramahiku. Apalagi menu masakan hari ini nasi dan ikan cue tidak seperti yang ia harapkan. Ia bosan dengan ikan cue atau ikan pindang, dan memintaku berbelanja ikan kembung atau ikan layar. Akhirnya kuberi abon sapi eh ia doyan dan nampak suka.

Nero terus bercerita. Begini ceritanya.

Pemilik rumah yang sering aku singgahi itu selalu berpikir ia tuanku dan aku peliharaannya. Padahal pemikirannya terbalik. Akulah tuannya dan ia minionku. Setiap pagi ia selalu membukakan pintu untukku dan nampak bergegas menyiapkan sarapan pagiku. Ia selalu cemas jika sarapanku tidak kuhabiskan atau malah tidak kusentuh sama sekali. Lantas ia membelikan sarden, membuka dompetnya dan kemudian berbelanja ikan yang lebih enak. Bahkan pernah ia memberi potongan udang dan irisan daging rebus saat aku benar-benar ngambek karena bosan menyantap nasi plus ikan cue.

Ia juga pengasuhku. Tinggal kusodorkan badanku ia lantas mengelusku. Kadang ia kugigit perlahan karena tidak mengelus-elusku dengan penuh perasaan.

[caption caption="Nero Suka Berpose"]

[/caption]

Aku juga suka mencobai masakan manusia. Aku pernah makan mie goreng dan rupanya cukup enak meski bukan makanan favoritku. Aku juga suka susu, irisan keju, dan kaldu daging segar. Kali ini aku penasaran dengan abon Solo yang dibawakan oleh bibinya yang benci kucing. Huuh gara-gara ada bibinya aku dilarang masuk rumah selama beberapa hari.

Sudah beberapa bulan ini aku melihat minionku nampak asyik ketak-ketik di laptop ataupun di ponselnya. Aku kadang cemburu jika ia mengetik karena ia pasti akan lalai dalam tugasnya mengelus-elusku hingga tertidur. Pernah kunaikin laptopnya dan kududuki ponselnya. Ia nampak marah dan menjewerku. Aku juga lagi kesal karena ia belum juga menyiapkan makan malamku, sehingga cakarku masih melekat pada keyboard-nya. Huruf R pun terlepas dan ia kembali menjewerku seperti kucing nakal.

Kuintip di layar laptopnya, ia sedang menransfer foto. Eh rupanya foto-fotoku dan ada banyak. Ada folder tentang aku dari aku kecil hingga saat ini. Wah aku kecil ternyata banyak berulah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline